Jemaah haji Indonesia yang menempati maktab terjauh harus menempuh jarak hingga 7 km sekali jalan alias 14 km dengan perjalanan pulang.
Di sini, jemaah sangat rawan mengalami kelelahan, dihidrasi dan angka penderita dimensia akan naik.
Di sela orientasi petugas di Mina, Harun menyampaikan pesan untuk jemaah agar ketika akan melempar jumrah tidak menyimpang dari rute rekomendasi.
"Ada jalur-jalur lewat bawah, memang lebih dekat, tapi itu tidak aman. Lebih baik di rute utama supaya tidak tercecer (tersasar)," kata Harun.
Rute utama melalui terowongan yang dilengkapi travelator untuk membantu menghemat energi ketika berjalan kaki menuju lokasi melempar jumrah.
Mengingat cukup jauhnya perjalanan dari tenda ke lokasi melempar jumrah, para jemaah lanjut usia (lansia) diimbau tetap berada di tenda.
Mereka cukup diwakili jemaah lain (badal jamarat) untuk ibadah tersebut.
Di sisi lain, jemaah diminta bersabar mengantre menggunakan toilet karena jumlahnya yang minim.
Di tiap maktab ada 40 toilet.
Dengan 70 maktab dan 229 ribu jemaah Indonesia, hanya tersedia satu toilet untuk tiap 81 jemaah.
Skema Pergerakan Haji
Berikut ini pergerakan petugas dan jemaah haji selama periode puncak haji.
1. 6-7 Zulhijjah (24-25 Juni) - petugas haji ke Arafah.
2. 8 Zulhijjah (26 Juni) - pergerakan jemaah haji dari hotel di Makkah ke Arafah
mulai pukul 07.00 - 22.00 waktu Arab Saudi (WAS).
3. 9 Zulhijjah (27 Juni) - jemaah haji wukuf di Arafah dari lepas zuhur sampai ashar
4. 9 Zulhijjah (27 Juni) - sekitar pukul 18.30 WAS jemaah haji mulai diberangkatkan dari Arafah ke Muzdalifah untuk mengumpulkan batu lempar jumrah. Proses ini diperkirakan berlangsung sampai tengah malam
5. 10-13 Zulhijjah (28 Juni-1 Juli) jemaah haji melakukan mabit dan lempar jumrah di Mina.