News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2023

Suhu Arab 45 Derajat, 220 Ribu Jemaah Haji Indonesia Akan Jalan Kaki 6 -14 Km dari Mina ke Jamarat

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah jamaah Haji dari Indonesia bersama jamaah haji dari seluruh dunia melakukan wukuf di Arafah, Arab Saudi. (TRIBUNNEWS/Bian Harnansa)

Laporan Wartawan Tribunnews.com Network, Thamzil Thahir

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH -- Amirul Hajj Indonesia Yahya Cholil Qoumas (48) memohon doa keselamatan pada jemaah juga petugas haji saat puncak ibadah haji bisa dilalui, mengingat di Arab suhunya cukup panas. 

"Mohon doakan jemaah dan petugas haji kita. Semoga puncak musim haji ini jadi musim panas yang hangat," ucap Yahya Cholil Qoumas ini saat menutup sesi wawancara dengan puluhan jurnalis MCH di kantor misi haji Indonesia daerah kerja (daker) Mekkah, Arab Saudi, Senin (19/7/2023) malam lalu.

Baca juga: Pesan Menag Yaqut Cholil untuk Jemaah Haji: Tolong Dihemat Energinya

Harapan menteri agama itu mengingat ada sekitar 69 ribu (30 persen) dari 229 ribu total jemaah calon haji Indonesia, masuk kategori lanjut usia (lansia), 65 tahun ke atas.

Kurang dari sepekan, tepatnya Rabu (27/6/2023), seluruh jemaah haji termasuuk Indonesia bersama 4 ribu petugas haji (kemenag dan kemenkes) akan menunaikan empat rangkaian puncak ibadah haji; wuquf di Arafah, mabit di Mina dan Musdalifah, serta melempar di jamarat.

Dari simulasi operasi hari masyaiir, Selasa (20/6/2023) kemarin, jemaah calon haji Indonesia akan berjalan kaki sejaug 3 hingga 6,9 km, dari tenda maktab Mina ke Jamarat, tiga tugu batu pelemparan.

Baca juga: Cegah Kaki Melepuh, Kementerian Agama Luncurkan Gerakan Siaga Sandal dan Alas Kaki Bagi Jemaah Haji

Tiga hingga 6,9 km itu baru rute pergi dari jarak terdekat (3 km) dan terjauh 6,9 km.

Jika diakumulasi dengan rute pulang, maka total jarak tempuh bisa mencapai 6 hingga 14 km.

Suhu Arab Saudi Capai 46 Derajat Selama Puncak Ibadah Haji, Ini Titik Rawan yang Dilalui Jemaah
Ketika momen puncak ibadah haji selama hari dua malam itu terselenggara, suhu udara harian Jazirah Arab diatas rata-rata.

Al Anwa, situs iklim resmi meteorologi Arab Saudi (NCM), memprediksi suhu rerata harian periode itu mencapai 43 hingga 46 dan terendah 32 derajat celcius.

Bahkan, AccuWeather dan The WeatherChannel, dua situs cuaca global, memprediksi Real Feel (yang dirasakan) periodik akhir Juni ini, antara 48 hingga 51 derajat celcius.

Pohon Mindi atau yang lebih dikenal dengan nama Pohon Soekarno di sekitar penginapan jemaah haji Indonesia di padang Arafah, Arab Saudi. (Tribunnews.com/Rachmat Hidayat)

Temperatur ini relatif terik dan menyilaukan dengan UV indeks rerata 12.

Suhu ini juga menggerahkan karena kelembapan rerata dibawah 20 persen.

Ini suhu puncak selama musim panas Juni-Juli di Arab, dengan rekam jejak suhu setara di dua tahun sebelumnya.
Kepala Bidang Perlindungan Jamaah (linjam) PPIH Arab Saudi, Harun Al Rasyid, sejatinya prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina akan selesai dalam hitungan jam.

Namun, karena kepadatan arus di jalur jamarat, dan bersamaan 2,8 juta jamaah dari 80-an negara, prosesinya lebih banyak habis di jalan.

Ilustrasi Wukuf di Arafah (freepik)

Dari hasil simulasi dan orientasi petugas PPIH dari Madinah dan Bandara, kemarin, juga terungkap di rute jalan kaki dari tenda di Mina ke Jamarat masih menjadi titik paling rawan bagi jemaah haji.

Di Mina, jemaah haji harus berjalan kaki dari perkemahan untuk menuju ke Jamarat, tempat melempar jumrah aqabah awal.

Jarak antara tenda perkemahan dengan jamarat sekitar 3-5 km. Jemaah harus menempuh perjalanan pulang pergi.

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, level siaga kesehatan dan keselamatan jamaah naik ke status II hingga I.

Di jalur dan periode ini juga jadi momen paling menegangkan bagi unit kesehatan haji.

Momen ini sekaligus mengkonfirmasi haji itu bukan ibadah psikis mahda belaka, melainkan ibadah fisik yang membutuhkan tenaga ekstra.

Grafik jemaah kelelahan, dirawat dan wafat, akan naik tiga hingga lima kali lipat dari periode sebelum puncak haji.

"Ingat ini masa paling krusial dan puncak tugas kita. Satgas Mina domain rekan-rekan yang ada Daker Madinah dan lokasi Mina yang kami jelaskan tadi malam, ini lah lokasi yang sebenarnya," kata Harun dalam apel pengarahan pemetaan 400 petugas di lokasi maktab-maktab jemaah haji Mina-Musdalifah pagi hingga jelang siang.

Selain siaga kedaruratan kesehatan, periode Masyaair ini jugalah indeks jumlah jamaah tersesat dan disorientasi akan naik hingga level tiga hingga empat digit.

Baca juga: Pengertian Rukun-rukun Haji Menurut Kemenag: Ihram, Wukuf, Tawaf, Sai, Tahallul hingga Tertib

"Kalau di Masjid Nabawi atau Haram hanya dua hingga tiga digit, ratusan, saat Armuzna bisa tembus seribuan."

Mina adalah lokasi jemaah haji menunaikan dua wajib haji; mabit (bermalam) dan melempar jumrah.

Di Mina, 229 ribu jemaah Indonesia ditempatkan dalam 70 gugus (maktab) tenda jemaah.

Jaraknya bervariasi tergantung lokasi maktab, paling dekat 3 km atau 6 km pulang pergi.

Jemaah haji Indonesia yang menempati maktab terjauh harus menempuh jarak hingga 7 km sekali jalan alias 14 km dengan perjalanan pulang.

Di sini, jemaah sangat rawan mengalami kelelahan, dihidrasi dan angka penderita dimensia akan naik.

Di sela orientasi petugas di Mina, Harun menyampaikan pesan untuk jemaah agar ketika akan melempar jumrah tidak menyimpang dari rute rekomendasi.

"Ada jalur-jalur lewat bawah, memang lebih dekat, tapi itu tidak aman. Lebih baik di rute utama supaya tidak tercecer (tersasar)," kata Harun.

Rute utama melalui terowongan yang dilengkapi travelator untuk membantu menghemat energi ketika berjalan kaki menuju lokasi melempar jumrah.

Mengingat cukup jauhnya perjalanan dari tenda ke lokasi melempar jumrah, para jemaah lanjut usia (lansia) diimbau tetap berada di tenda.

Mereka cukup diwakili jemaah lain (badal jamarat) untuk ibadah tersebut.

Di sisi lain, jemaah diminta bersabar mengantre menggunakan toilet karena jumlahnya yang minim.

Di tiap maktab ada 40 toilet.

Dengan 70 maktab dan 229 ribu jemaah Indonesia, hanya tersedia satu toilet untuk tiap 81 jemaah.

Skema Pergerakan Haji

Jemaa haji Indonesia terlihat melakukan serangkaian prosesi ibadah haji. Ada 75 jemaah haji Indonesia mengajukan tanazul atau mutasi perpindahan satu kloter ke kloter lain. (Surya/Galih Lintartika)

Berikut ini pergerakan petugas dan jemaah haji selama periode puncak haji.

1. 6-7 Zulhijjah (24-25 Juni) - petugas haji ke Arafah.

2. 8 Zulhijjah (26 Juni) - pergerakan jemaah haji dari hotel di Makkah ke Arafah
mulai pukul 07.00 - 22.00 waktu Arab Saudi (WAS).

3. 9 Zulhijjah (27 Juni) - jemaah haji wukuf di Arafah dari lepas zuhur sampai ashar

4. 9 Zulhijjah (27 Juni) - sekitar pukul 18.30 WAS jemaah haji mulai diberangkatkan dari Arafah ke Muzdalifah untuk mengumpulkan batu lempar jumrah. Proses ini diperkirakan berlangsung sampai tengah malam

5. 10-13 Zulhijjah (28 Juni-1 Juli) jemaah haji melakukan mabit dan lempar jumrah di Mina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini