Laporan Wartawan Serambi, Khalidin Umar Barat
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyatakan bahwa cuaca panas di Arab Saudi yang saat ini mencapai 40 derajat dan diperkirakan dapat naik menjadi 50 derajat dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Kepala Seksi Lansia, disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah Dr. Leksmana Arry Chandra di Madinah, Sabtu (11/5/2024) meminta para jemaah calon haji Indonesia selalu menggunakan tabir surya (sunscreen) ketika di Tanah Suci.
Baca juga: Jemaah Haji Lansia Capai 45.000 Orang, Ini Layanan Khusus yang Bakal Diterima Selama di Arab Saudi
Imbauan itu disampaikan mengingat cuaca panas yang saat ini saja sudah hampir menyentuh angka 40 derajat lebih.
Sebab, cuaca panas ini dapat menimbulkan masalah yang biasa dialami jamaah haji seperti kulit terbakar bahkan melepuh, bibir pecah-pecah, mimisan, tenggorokan kering dan batuk, kulit kering dan gatal serta kaki melepuh.
Untuk menghindari hal tersebut para jamaah dapat memakai tabir surya, dengan SPF (Sun Protection Factor) yang sesuai untuk menghindari sengatan panas.
Ia mengatakan menggunakan tabir surya sebagai upaya agar kulit tidak terbakar selama menunaikan ibadah haji di Tanah Suci, utamanya saat beraktivitas di siang hari.
Bahkan, kata dia, semakin mendekati puncak haji cuaca akan lebih panas. Dengan demikian diperlukan upaya-upaya untuk mencegah sengatan panas atau heatstroke.
Dr Leks membagikan sejumlah saran agar jamaah terhindar dari heatstroke.
Baca juga: Inilah Smart Card Haji, Jemaah Haji Wajib MilikiĀ
1. Sering minum air mineral (air putih)
Minum air mineral yang cukup dapat terhindar dari dehidrasi.
"Kemana-mana saya sarankan untuk membawa air putih. Bisa dibuat spray untuk mendinginkan kepala atau badan, bisa juga untuk minum para jamaah," katanya.
2. Gunakan pakaian longgar
Langkah kedua yang dapat dilakukan oleh jamaah yakni memakai pakaian-pakaian yang longgar, tidak terlalu sempit, dan berwarna cerah untuk menghindari terjadinya serangan panas.
3. Hindari area berpolusi tinggi
Ketiga, menghindari area-area yang polusinya dinilai tinggi seperti area yang terdapat pembangunan.
Pasalnya debu halus dapat terhirup secara tidak disadari. Lalu polusi udara akibat arus lalu lintas yang padat saat musim haji.
4. Gunakan masker
Jemaah juga diimbau untuk menggunakan masker untuk menghindari polusi.
"Maka dari itu saya meminta untuk menggunakan masker, baik masker medis maupun kain. Karena itu (polusi) bisa mengakibatkan terjadinya gangguan saluran pernapasan atas atau ISPA," katanya.
Apabila jamaah merasa badannya tidak enak, maka segera konsultasikan ke petugas kesehatan.
Apalagi di setiap hotel ada petugas kesehatan yang bersiaga 24 jam.
"Juga membawa obat-obatan anti alergi yang cocok atau yang sesuai dengan para jamaahnya. Namun apabila sudah atau tidak tertangani bisa dikonsulkan ke petugas kesehatan kloter masing-masing," tandasya. (*)