News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2024

Kemenkes Imbau Jemaah Haji Jangan Menunda Makan, Ini Alasannya

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan dapur Nooha Madinah dengan pemilik catering Nooha Abu Abdurrahman penyedia konsumsi bagi Jemaah Haji Indonesia selama di Arab Saudi, Senin (20/5/2024)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Liliek Marhaendro Susilo, mengimbau jemaah haji untuk tidak menunda-nunda makan. 

Sebagai informasi, pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 H/2024 M, jemaah mendapatkan layanan katering penuh selama di Tanah Suci, baik di Makkah, Madinah, maupun di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Baca juga: Pemerintah Siapkan Makanan Khusus Bagi Jemaah Haji Lansia, Ini Menunya

Pelayanan makanan untuk jemaah diberikan sebanyak tiga kali sehari, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam.

Ketika waktu makan tiba, makanan harus segera dikonsumsi.

Ketepatan waktu makan ini penting demi menghindari makanan menjadi basi dan tidak layak konsumsi. 

Jemaah haji diimbau untuk memperhatikan batas waktu konsumsi yang tertera pada boks makanan.

Baca juga: Kota Makkah Makin Ramai 2 Pekan Jelang Puncak Haji, 65 Persen Jemaah Indonesia Sampai Tanah Suci

“Harap perhatikan batas waktu konsumsi yang tertera pada tutup kemasan. Segera konsumsi makanan yang dibagikan, jangan sampai ditunda-tunda,” pesan Liliek dilansir dari website Kemenkes, Sabtu (27/5/2024).

Keterangan batas layak konsumsi pada boks makanan, yakni sarapan pukul 09.00 Waktu Arab Saudi (WAS), makan siang pukul 16.00 WAS, dan makan malam paling lambat pukul 21.00 WAS.

Adapun, rincian layanan katering untuk jemaah haji, yakni maksimal 27 kali makan di Madinah, 84 kali makan di Makkah, serta 15 kali makan pada puncak ibadah haji di Armuzna. 

Ditambah satu kudapan (snack) berat di Muzdalifah.

Menu makanan bagi jemaah haji Indonesia dihadirkan dengan cita rasa Nusantara. 

Menu disajikan dengan lengkap, yakni nasi, lauk pauk, buah-buahan, dan air mineral.

Bumbu masakan didatangkan langsung dari Indonesia, seperti bumbu rendang, gulai, nasi kuning, nasi uduk, semur, sambal goreng, bumbu merah, dan bumbu dasar kuning.

Baca juga: Sosok Farhan, Jemaah Haji Termuda dari Klaten Jawa Tengah, Baru 20 Tahun saat ke Tanah Suci

Segera Konsumsi Makanan

Imbauan untuk segera mengonsumsi makanan kepada jemaah haji selalu disampaikan oleh ketua regu masing-masing. 

Ketua regu juga bertugas mendistribusikan makanan kepada para jemaah.

“Distribusi makanan dilakukan melalui ketua regu kepada para jemaah. Setiap ketua regu membawahi 10 orang jemaah. Para ketua regu bertugas mengingatkan jemaah untuk segera mengonsumsi makanan,” kata Liliek melanjutkan.

Makanan yang disajikan kepada jemaah haji dikemas dalam boks aluminium foil tertutup rapat. 

Aspek kecukupan gizi seperti karbohidrat, protein, dan vitamin telah dipertimbangkan dengan matang.

Menurut Liliek, dalam kategori makanan, tidak ada perbedaan antara jemaah satu dengan yang lain. 

Selain itu, terdapat penyajian makanan lunak berupa bubur dan lauk dengan tekstur lunak.

“Tidak ada perbedaan kategori makanan antara jemaah satu dengan yang lain, kecuali menu yang disesuaikan dengan daerah asalnya,” jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini