News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2024

Haru Dapat Wakaf Dari Habib Bugak Asyi 1.500 Riyal, Jemaah Haji Aceh: Ini untuk Anak Yatim

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

4.780 orang jemaah haji yang menerima dana wakaf dari Baitul Asyi --lembaga yang mengelola dana wakaf Habib Bugak Asyi, seorang warga Arab yang pernah tinggal di Aceh pada era 1.800-an.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Anita K Wardhani dari Arab Saudi

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Ratusan orang terlihat rapi berjajar menunggu dipanggil.

Sayup terdengar teriakan petugas memanggil no antrean untuk maju ke sebuah meja bundar bertaplak merah di salah satu hotel di kawasan Misfalah, Minggu (2/6/2024) sore.

Ucap syukur bercampur haru terlontar saat pria berwajah Arab menyerahkan 3 lembar uang pecahan riyal bernilai 500 riyal.

Pria Arab ini diketahui bernama Syekh Abdul Latif Baltou selaku Nadzirwakaf Habib Bugak Asyi.

"Alhamdulillah, orang orang pendahulu kami, orangtua kami yang sudah mendahului sangat peduli dengan kami, wakaf masih terus mengalir. Istri saya sampai terharu ini," kata M Hidayat, sorang jemaah haji asal Banda Aceh.

Di sebelahnya sang istri tak mampu berkata kata.

Berulangkali ia menyeka air mata yang terus menetes di pipi.

Demikian yanv dikatakan Khatijah.

Nenek 72 tahun ini mengaku senang dan haru.

"Saya mau wakafkan lagi, sedekahkan lagi uang wakaf ni untuk anak yatim.ngaki di rumah,"katanya.

Mereka ini adalah sebagian dari 4.780 orang jemaah haji yang menerima dana wakaf dari Baitul Asyi --lembaga yang mengelola dana wakaf Habib Bugak Asyi, seorang warga Arab yang pernah tinggal di Aceh pada era 1.800-an.

Ya, penerima wakaf ini, selain jemaah haji asal Aceh dan tenaga musiman (temus) asal Aceh.

Besaran dana yang dibagj adalah  1.500 riyal atau Rp 6,5 juta dan satu mushaf Al-Quran.

Para warga aceh mengaku senang dan terharu menerima wakaf ini. Seperti yang diungkapkan oleh Cut Halimatussadiah (53) jemaah asal Bireuen, Aceh.

Dia mengaku senang dan terharu mendapatkan wakaf dari nenek moyang mereka. Wakaf itu katanya akan digunakan untuk hal yang bermanfaat.

“Terharu senang alhamdulillah. Uangnya mau diwakafin lagi, berbagi ke orang lain,” ucapnya.

Kepala Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Pemerintah Aceh, Yusrizal mengatakan pemerintah Aceh sangat mendukung kegiatan ini.

Dia berharap wakaf ini bisa menjadi contoh bagi warga Aceh lain untuk terus berbuat kebaikan.

“Memotivasi kita sekalian untuk tetap berwakaf sekecil apapun dalam bentuk apapun,” ucap Yusrizal di lokasi pembagian wakaf.

Yusrizal mengatakan, pemerintah Aceh awalnya mendata warganya yang akan pergi haji tahun ini.

Data tersebut lalu dikirimkan ke nadzir atau pengelola wakaf.

Setelah itu data tersebut akan diproses untuk pemberian wakaf yang dilakukan setiap setahun sekali setiap musim haji.

Setelah dilakukan pendataan, pemerintah Aceh akan memberikan kartu kepada para penerima wakaf sebelum mereka berangkat ke Makkah.

Kartu tersebut harus dibawa untuk ditukarkan saat menerima wakaf.

“Pembagian wakaf ini ada kartunya dari Pemerintah Aceh,” ucapnya.

Sementara itu Syekh Abdul Latif Baltou selaku Nadzirwakaf Habib Bugak Asyi,k mengatakan Habib Bugak sangat cinta kepada warga Aceh sehingga wakaf ini masih berlangsung meski 200 tahun sudah berlalu.

"Habib Bugak sangat cinta kepada kita semua. Maka dari itu berdoalah (untuk beliau)," ucap Syekh Abdul.

"Posisi kita sekarang sebagai tamu Allah. Apa yang kita doakan Allah akan kabulkan doa kita. Apa yang kita minta Allah kabulkan doa kita. Yang menurut kita mustahil, bagi Allah tidak mustahil," imbuhnya.

Dia juga berpesan kepada para jemaah haji asal Aceh untuk selalu menjaga waktu. Manfaatkan waktu selama di Tanah Suci ini untuk beribadah dan berbuat kebaikan.

"Kalau lah di negeri kita di Aceh kita banyak makan, banyak bicara. Tetapi ketika kita berada di Kota Makkah sedikitkanlah hal itu. Perbanyaklah ketaatan kepada Allah SWT," katanya.

Sejarah wakaf Baitul Asyi

Dikutip dari website Kemenag, wakaf itu berawal dari ikrar yang dilakukan oleh Habib Bugak Al Asyi dua abad lalu. Kala itu pada tahun 1800-an, Habib Bugak yang berasal dari Arab Saudi pergi ke Aceh.

Saat berada di Aceh, Habib Bugak memiliki gagasan untuk mengumpulkan uang untuk membeli tanah di Makkah untuk diwakafkan kepada jemaah haji asal Aceh. Dana tersebut berasal dari uang Habib Bugak dan juga urunan dari masyarakat Aceh kala itu.

Baca juga: Mulai 2 Juni, 4.850 Jemaah Haji Asal Aceh Terima Dana Wakaf Baitul Asyi di Makkah Rp 6 Jutaan

Pada masa lalu perjalanan haji dilakukan menggunakan kapal laut, yang memakan waktu berbulan-bulan bahkan sampai tahunan.

Tak sedikit pula jemaah haji yang kemudian menetap di Arab Saudi.
Saat itu bahkan belum ada Kerajaan Arab Saudi seperti sekarang ini. Indonesia juga belum terbentuk. Makkah masih dikuasi Turki Ustmani.

Ketika Habib Bugak berangkat ke Tanah Suci, dia sudah membawa bekal dana untuk wakaf. Dan begitu sampai, niatan wakaf itu direalisasikannya. Dia membeli tanah yang lokasinya kala itu persis di samping Masjidil Haram.

Di atas tanah itu didirikan penginapan untuk .Jemaah Aceh Terima Rp 6,5 Juta dari Wakaf Habib Bugak Asyi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini