"Saya pasti akan sehat kalo ketemu istri saya di Makkah. Biasanya kalau sakit gini istri saya yang pijetin," ujarnya.
Sakit yang dialami Sutrisno berawal saat dia mengeluhkan sesak dan dadanya nyeri seperti ditimpa beban berat.
Padahal sebelumnya tidak ada riwayat sakit jantung.
Kemudian dia mendapat penanganan dari petugas kesehatan.
Namun setelah dilakukan observasi dan diberikan obat, selama tiga jam tidak ada perubahan.
"Setelah tidak ada perubahan langsung kita rujuk ke rumah sakit milik pemerintah Madinah," kata dokter Kelly Kuswidi Yanto, dokter Spesialis jantung yang bertugas di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.
Setelah dirujuk, Sutrisno diantarkan Tim KKHI ke MCC untuk lanjut pemeriksaan intensif, dan rekomendasi dilakukan operasi by pass jantung.
Atas persetujuan pasien dan keluarga, operasi pun dilakukan.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Ali Machzumi menyebut, dalam memberikan layanan kesehatan kepada jemaah haji, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama telah menjalin kerja sama dengan rumah sakit yang ada di Tanah Suci.
Kerja sama dilakukan untuk mempermudah jemaah ketika ada keperluan terkait penanganan kesehatan.
"Dan kami sangat bersyukur, sejauh ini kerja sama berjalan baik. Penanganan kesehatan jemaah haji juga bagus, termasuk operasi yang dilakukan terhadap pasien ini," ujarnya. (ufi)