"Kita tak mau ada yang tak bisa masuk Arafah. Jemaah tanpa kartu nusuk tetap bisa masuk, nanti diperiksa manual dengan berbasis paspor," kata Menag.
Data terakhir hingga Kamis (13/6/2024), jemaah haji Indonesia yang belum mendapatkan smart card sisa 7 ribuan atau sekitar 3 persen lagi.
Dalam penjelasan di depan Tim Pengawas (TImwas) Haji DPR, Yaqut menjelaskan akan back up jemaah yang belum dapat kartu nusuk dengan peemriksaan manual.
Jemaah yang tidak mengantongi smart card tak perlu khawatir, mereka tetap bisa ke Arafah dengan syarat.
Apa syaratnya?
"Meskipun tidak punya smart card, sepanjang mereka punya visa dan resmi. Pihak Masyariq menjamin tetap bisa ke Arafah," ujar Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Khalilurrahman ditemui di Kantor Urusan Haji Indonesia, Kamis malam (13/4/2024).
Baca juga: Jemaah Haji Bisa Kirim Banyak Oleh-oleh Dari Tanah Suci ke Kampung Lewat Jasa Paket, Catat Biayanya
Khalil menyatakan pihaknya terus mengejar masyariq untuk segera menerbitkan smart card bagi jemaah haji yang belum dapat.
"Sisa 7 ribuan atau sekitar 3 persen lagi," katanya.
Angka ini jauh berkurang dibandingkan hari sebelumnya pada Rabu (12/6/2024), di mana junlah jemaah yang belum memiliki smart card tercatat 13 ribu orang.
Seperti diketahui, smart card ini adalah kartu akses jemaah haji menuju Arafah.
Nantinya saat keberangkatan menuju Arafah, smart card jemaah akan discan sebelum naik bus.
Tentang skema smart card ini, pihak Mashariq (pihak ketiga pelaksana layanan haji) menunjukkan simulasi pemberangkatan jemaah ke Arafah pada Senin (10/6/2024).
Dalam simulasi ditunjukkan kartu nusuk jemaah dipindai atau discan oleh petugas dari Mahsariq lalu masuk bus.
Setelah bus terisi jemaah dengan kartu nusuk yang terscan, maka selanjutnya dilakukan penyegelan bus dengan stiker barcode.