Laporan Wartawan Tribunnews.com, Anita K Wardhani dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Sistem pengelolaan data dan informasi penyelenggaraan ibadah haji (Siskohat) melaporkan sebanyak 193 jemaah haji Indonesia meninggal dunia Tanah Suci.
Data terakhir 193 jemaah ini tercatat di Siskohat pada Kamis (20/6/2024) dinihari.
Baca juga: Yordania Sebut Semua Warganya yang Meninggal di Ibadah Haji Tahun Ini Pakai Visa Turis untuk Berhaji
Dari sebaran usia, sebagian besar jamaah yang wafat dilaporkan termasuk dalam kategori risiko tinggi.
Lokasi wafat para jemaah tersebut tersebar di Makkah, Madinah, Arafah, Mina, dan Jeddah.
Jumlah jemaah haji yang meninggal dari data tersebut terjadi saat fase Armuzna atau saat puncak haji.
Karmijono, Kepala Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mina menyebutkan kelelahan, dehidrasi hingga heatstroke menjadi pemicu rata-rata jemaah haji yang meninggal.
Baca juga: Kemenkes: Cuaca Panas Ekstrem Picu Jemaah Haji Rentan Alami Kelelahan
Layanan pos kesehatan di Mina mencatat banyak merawat jemaah yang sakit karena dehidrasi usai kelelahan.
Fase ibadah haji di Armuzna yang menguras energi. Mulai Wukuf di Arafah, kemudian mabit di Muzdalifah hingga ke Mina dan dilanjutkan lempar jumrah di Jamarot.
Apalagi saat melempar jumrah di Jamarat. Banyak jemaah yang masih memaksakan diri melempar jumrah saat siang hari ketika terik matahari menyengat.
"Jadi pemicunya itu penyakit jantung hipertensi dan paru. Ini awalnya dari kelelahan, dehidrasi lalu heatstroke. Jemaah merasakan kelelahan itu usai melontar jumrah yang jamnya saya tak tahu juga mengapa memilih pada siang hari, yang biasanya sore hari. Ini sangat menguras energi," kata Karmijono ditemui di KKHI, Rabu (19/6/2024) dinihari.
Ia mencontohkan ada 2 pasien yang di KKHI yang wafat karena serangan jantung dari kelelahan dan dehidrasi.
Lalu Lintas Mina Macet, Ambulans Tak Bisa Lewat, Pasien Meninggal
Karmijono jiuga menjelaskan lalu lintas di Mina ikut menjadi penyebab pasien tak tertolong hingga meninggal saat fase Armuzna.
Pada kasus pasien KKHi misalkan, jemaah yang sakit tak tertolong nyawanya karena pada saat 10 dzulhijah kondisi di Mina sangat padat.