Ambulans yang awalnya diarahkan ke RS Mina pun terhenti tak bisa kemana-mana.
Bahkan, ketika ada jemaah sakit di Maktab pun ada yang sempat tak tertolong hingga wafat ini karena padatnya Mina.
Saat petugas kesehatan menuju Maktab, itu harusberjalan kaki karena kendaraan tak bisa lewat.
Jadi jemaah sakit pun tak bisa ditelusuri, sampai akhirnya meninggal di Maktab.
"Saat 10 Dzulhijah itu, dari pagi hari ini jalan yang bisa dilintasi ambulans tak bisa jalan, padat oleh bus sehingga tak bisa diangkut evakuasi ke RS Mina," katanya.
Menurutnya, banyak jemaah mengeluhkan kelelahan dengan pola yang khas soal waktu.
Biasanya pada saat sore lonjakan jemaah sakit sehingga mereka pulang dari Jamarot, kasus darurat di situ.
Setelah kelelahan, tak sedkit jemaah alami dehidrasi hingga heatstroke.
Kondisi jemaah melemah saat ada penyakit yang tersesat.
Baca juga: Mina Kini Sepi, Tenda Mulai Dibongkar, Jemaah Haji Kembali ke Hotel
Jumlah Jemaah Wafat Menurun
KKHI mencatat, jumlah kematian jemaah haji tahun ini menurun jika dibandingkan pada periode yang sama pada pelaksanaan haji 2023 setahun lalu.
Data Siskohat mencatat jika data jemaah haji meninggal pada tahun lalu di periode pasca Armuza tercatat 313 jemaah, tahun ini numlahya jauh menurun yaitu 193 jemaah.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pun menanggapi soal menurunnya jumlah jemaah haji wafat pada 20024 ini.
Ia mengatakan, istitoah sebagai syarat berhaji tahun ini cukup signifikan dampaknya.
"Saya nggak mau bicara jemaah wafat dengan angka. Tapi bahwa jemaah yang wafat tak banyak memang iya. Ini karena ikhtiar jemaah dan pemerintah dnegan istitoah kesheatan," kata Menag.