TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Perancis, Alexandre Orlov, menyatakan jika Presiden Suriah Bashar Assad siap untuk mundur ketika ia menerima deklarasi internasional yang menjamin proses transisi demokratis di negara itu. Demikian dilansir Reuters, Jumat (20/7/2012).
"Ini berarti ia bersedia meninggalkan jabatannya namun dalam proses yang benar dan sesuai aturan," ujar Alexandre Orlov, saat diwawancarai radio French RFI. Pernyataan ini berbeda dari pernyataan Rusia sebelumnya yang menegaskan jika Assad tak akan mundur namun Moskow berargumentasi jika Assad bersedia memenuhi permintaan itu dengan melakukan delegasi kekuasaan seraya menunjuk perwakilan untuk berdialog dengan pihak oposisi.
Meski Rusia mengeritik Barat karena berusaha memaksa Assad agar segera mundur tetapi komentar dari sekutu dekat Rusia itu mendapat tentangan keras dari pihak Damaskus yang menunjukkan adanya ketegangan di antara kedua pihak itu.
Upaya diplomatik telah dilakukan namun tetap menemui jalan buntu terutama setelah Rusia dan China memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB), Kamis (19/7/2012). Resolusi itu berisi sanksi yang dijatuhkan kepada pemerintah Suriah jika tak menghentikan kekerasan. Washington menganggap DK PBB gagal memenuhi tugasnya.