News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Natal 2012

Sebenarnya, Agama Apa yang Dianut Warga di Jepang?

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana natal di sebuah sudut di Kota Tokyo, Jepang.

Keesokan harinya pulang ke rumah masing-masing dengan rasa kebahagiaan sebuah “upacara ritual pribadi” telah dilaksanakan dengan baik.

Pajangan

Saat pajangan natal mulai ditebar ke berbagai sudut jalan dan toko, saat itu sebenarnya dimulai masa komersialisasi natal di Jepang. Diskon diberikan, berbagai perangkat dan keterkaitan pajangan natal digelar di sana sini. Lagu natal dialunkan di hampir semua tempat umum dan pohon natal pasti tak terlupa dipajang di sana-sini.

Negeri matahari terbit yang bukan beragama Kristen ini, justru menjadi negara yang paling laris, paling banyak menghasilkan uang keuntungan di dunia saat menjual produk terkait natal. Tak heran berbagai produsen produk natal dari berbagai negara saat ini menargetkan Jepang sebagai tempat penjualan utama mereka keran pasti terjual dengan laris dan memberikan keuntungan besar ketimbang penjualan di negaranya sendiri.

Satu realitas menarik memang saat ini. Penjualan sekitar dua bulan produk dan jasa terkait natal dengan omset miliar dolar AS, hanya  ada di Jepang, di negara bukan mayoritas pengangut Kristen.

Mungkin benar yang disebutkan Kumagai di atas bahwa citra khusus natal sebagai hal yang positif, perdamaian dan ketengan batin kita semua di saat itu, mendorong kuat penjualan produk dan jasa natal di akhir tahun.

Di samping itu, karena natal berada di akhir tahun dan akhir tahun dipercaya sebagai waktu membersihkan, mencuci kembali hati dan jiwa yang sudah kotor di dalam tahun yang bersangkutan, mempersiapkan tahun yang baru dengan segala kebersihan sehingga diharapkan dapat memperoleh rezeki yang lebih banyak lagi.

Itulah sebabnya belanja atau buang uang sebanyak mungkin di akhir tahun sebagai bagian yang dipercaya membuang semua sial di tahun yang bersangkutan, lalu berharap memperoleh uang dan karier lebih baik lagi di tahun mendatang.

Pembelian berbagai produk dan jasa di akhir tahun juga di dorong oleh bonus akhir tahun yang biasanya tidak sedikit. Karena ada bonus akhir tahun inilah banyak orang Jepang ke luar negeri atau belanja produk untuk masa depan yang diharapkan lebih baik lagi. Inilah yang mendorong peningkatan penjualan selama dan setelah natal dirayakan di Jepang.

Pada hakekatnya natal menjadi bisnis menggiurkan di Jepang saat ini ketimbang perayaan kelahiran seorang anak manusia yang disebut Yesus penyelamat dunia.

Selain percintaan pada malam natal, hubungan intim juga dilakukan kedua kali biasanya di akhir tahun atau tanggal 31 Desember. Coba lihat saja bookingan hotel tanggal 31 Desember bukan hanya penuh, tetapi didominasi oleh kalangan muda Jepang. Satu masa penutupan tahun yang sulit untuk dilupakan untuk sepasang remaja yang bukan hanya dimabuk cinta tetapi benar-benar mabuk, untuk melupakan hal-hal yang telah lampau.

Sekali lagi, hal ini umumnya dilakukan anak muda perkotaan di Jepang dan tentu saja yang punya uang karena tarif hotel paling mahal pula saat ini di Jepang. Satu bentuk apresiasi kebebasan dan kenyataan atau fenomena yang menarik mungkin bagi beberapa pihak dalam mencermati budaya anak muda perkotaan di Jepang.
 
 

INTERNASIONAL POPULER

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini