News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Di Balik Organisasi Kejahatan Yakuza

Dipaksa Potong Jari oleh Yakuza, Sopir Taksi Lapor Polisi

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yubitsume atau tradisi potong jari di kelompok yakuza di Jepang.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Polisi Osaka telah menangkap dua orang anggota yakuza dari kelompok Yamaguchi-gumi, yairu Yoshikazu Yamamoto (53), satu dari bos di Yamaguchi-gumi dan Yasuyuki Teramura (53) anggota pimpinan Yakuza dari Kyoto, juga afiliasi dengan Yamaguchi-gumi. Penangkapan akibat pelaporan seorang pengemudi taksi yang juga anggota yakuza  diminta paksa untuk memotong jari kelingking olehnya, hanya gara-gara terlambat menjemputnya. Demikian dilaporkan Tribunnews.com.

Sebagai permintaan maaf dan pelajaran bagi pengemudi taksi itu, Yamamoto meminta dengan paksa, sekaligus bukti loyal terhadap Yamaguchi-gumi, untuk memotong jari kelingkingnya. Tetapi sang pengemudi taksi menolak dan minta berhenti dari keanggotaan yakuza, serta melaporkan hal itu kepada polisi, sehingga Senin (4/2/2013), polisi Osaka melakukan penangkapan di kota Sakai, Osaka terhadap Yamamoto dan Teramura anggota Yamaguchi-gumi yang ikut memaksanya juga untuk memotong jarinya (yubitsume).

Sopir tersebut usia 24 tahun saat bergabung menjadi yakuza masih pengangguran. Lalu dapat pekerjaan sebagai sopir taksi, berpenghasilan. Belakangan sopir itu walaupun telah mengundurkan dari kelompok yakuza, setelah bertemu Yamamoto 29 September 2012, merasa diperas, dimintai uang karena sudah berpenghasilan. Yang lebih menyakitkan adalah permintaan paksa pemotongan jari kelingkingnya sehingga akhirnya tak tahan lagi dan melaporkan kasusnya kepada polisi. Senin lalu (4/2/2013) polisi menangkap kedua anggota yakuza tersebut.

Yamamoto sendiri kepada polisi membantah tuduhan tersebut. Yubitsume di dalam kelompok yakuza biasa dilakukan apabila seorang anggota yakuza melakukan kesalahan berat bagi organisasi yakuza tersebut. Pemotongan jari tersebut dapat berkesinambungan bila dia berbuat kesalahan berat lagi.

Sebagai rasa penyesalan biasanya dilakukan pemotongan satu ruas jari kelingking dan diserahkan kepada bos yakuza sebagai bukti. Apabila tidak demikian bisanya yang bersalah itu akan disiksa dan dibunuh karena dianggap merusak (mencemarkan) nama baik kelompok dan dianggap tidak menyesal atas perbuatannya.

Pemotongan jari inilah yang paling dihindari saat ini karena seumur hidup akan sulit mendapatkan kerja. Setiap orang di Jepang merasa, apabila melihat adanya seseorang dengan jari terputus langsung berasumsi anggota yakuza dan pasti akan menjauh dari orang tersebut, sehingga orang tersebut akan kesulitan sekali mendapatkan kerja, kesulitan mencari penghasilan.

Sedangkan tato masih dapat disembunyikan dengan baju dan celana kita sendiri sehingga tak ada orang yang melihat mengenal atau mengetahuinya.

INTERNASIONAL POPULER

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini