Minggu lalu, John mendengar rumor bahwa bank itu dalam kesulitan, dan dia kemudian menemui manajernya di Aiya Napa yang merupakan temannya, dan bertanya apakah dia harus memindahkan tabungannya.
"Jangan khawatir, tidak ada masalah di sini," kata sang manajer.
"Sekarang, saya tidak bisa tidur. Saya hanya bisa jalan ke sana kemari memikirkan keluarga saya," tambah John. Anak John, George, yang pindah ke Siprus di tahun 1990, mengatakan bahwa situasi ini sangat buruk bagi ayahnya. "Saya masih bisa kembali ke Australia. Namun, ayah saya tidak bisa karena dia memiliki gangguan jantung. Dia tidak memiliki rumah di sini. Dia sekarang hanya punya 100.000 euro untuk pensiun," kata George.
John masih memiliki harapan tipis.
Semua uangnya disimpan dalam dollar Australia di bank tersebut, bukan dalam bentuk euro.
Oleh karenanya, ia berharap masih ada pengecualian.
Namun, kantor bank tersebut sudah ditutup sehingga dia tidak bisa mendiskusikan hal itu dengan siapa pun.
"Saya sekarang ini seperti duduk di atas arang menunggu kata orang apakah akan terbakar atau tidak. Ini bukan uang dari Rusia, atau uang gelap, ini adalah uang saya," tambah John Demetriu.
Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, terdapat sekitar 5.000 warga Australia keturunan Siprus di sana. Kebanyakan adalah para veteran yang dulu menikmati pembangunan ekonomi pesat di tahun 1950-an, atau mereka yang menghindari perang di tahun 1974, tetapi sekarang kembali untuk pensiun.
Konsul jenderal Australia di Nicosia sudah mendapatkan banyak pertanyaan dari para warga berstatus warga negara ganda tersebut.
Mereka sekarang diminta membuka akun baru sehingga pensiun mereka bisa dibayarkan.
"Sekarang ini mereka yang paling terkena dampaknya adalah warga Australia yang memiliki rekening di Laiki Bank atau Bank of Cyprus. Untuk saat ini, kami belum perlu melakukan tindakan khusus," kata seorang pejabat konsul Australia di sana. (L. Sastra Wijaya/ Rusdi Amral)