TRIBUNNEWS.COM - Meski sedikitnya 800 ribu pekerja federal harus hidup tanpa pembayaran di hari pertama penutupan aktivitas pemerintahan di Amerika Serikat (AS), Partai Republik (GOP) dan Partai Demokrat malah saling menyalahkan dan mengungkap masa lalu tanpa peduli negara itu dalam kondisi krisis fiskal.
Dilansir CNN, Rabu (3/10/2013),Partai Republik yang menguasai DPR di Kongres AS gagal menawarkan langkah pertama dalam pemungutan suara terpisah untuk menyetujui pendanaan untuk tiga program khusus yaitu District of Columbia, kelangsungna hidup para veteran, dan taman nasional.
Pengambilan suara itu sedikitnya membutuhkan dua pertiga agar bisa diloloskan jadi undang-undang yang berarti harus mendapat dukungan dari Partai Demokrat. Sayangnya hal itu gagal meski para pemimpin anggota parlemen di DPR mengatakan akan berencana membawa usulan itu, Rabu (3/10/2013), yang hanya membutuhkan mayoritas biasa untuk bisa meloloksna aturan tersebut.
Di samping kalkulasi politik konservatif yang meminta agar semua pemegang suara mengesampingkan ideologi politik mereka susah untuk didengarkan, terlihat jika sepertinya tidak memiliki dampak praktis karena Demokrat yang menguasai Senat di Kongres AS tak mau menyetujui dan Gedung Putih berjanji akan melakukan veto.
Pemimpin Senat Mayoritas Kongres AS, Harry Reid, mengatakan strategi itu merupakan satu dari ide edan Partai Republik, sebuah contoh jelas dari retorika api lawan api yang menjadi pertarungan mengenai pendanaan anggaran pemerintah federal.