TRIBUNNEWS.COM - Tim tanggap darurat dari Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) telah berangkat dari posko mereka di kota Cebu ke daerah-daerah yang paling terdampak topan Haiyan.
Dalam rilis yang diterima redaksi Tribunnews.com, Kamis (14/11/2013, Tim MSF berhasil mencapai bagian utara Pulau Cebu kemarin pagi dengan mobil. Hasil kajian awal menunjukkan pulau-pulau terpencil paling terdampak bencana angin topan.
Penduduk terlantar di pesisir utara Cebu sebagian besar ditampung oleh keluarga dan warga setempat. Rumah sakit (RS) setempat kewalahan menerima pasien sesaat setelah bencana, namun sudah menerima bantuan dari pusat kesehatan dan RS lain di Cebu dan kini relatif bisa mengelola dengan baik. Tim MSF kemudian naik kapal feri ke Pulau Bantayan; mereka akan menginap di sana untuk melanjutkan pengkajian kebutuhan penduduk.
Tim MSF lainnya naik pesawat ke Guiuan di sebelah timur Samar, daerah yang pertama kali diterjang angin topan dan belum banyak informasi bisa didapatkan. Tim melaporkan bahwa kerusakan di sana cukup luas dan kebutuhannya sangat besar. Satu tim lengkap berencana kembali ke Guiuan hari ini dengan helikopter untuk segera memulai aktivitas.
Tim MSF lainnya melakukan pengkajian situasi Pulau Panay dari helikopter. Dari apa yang mereka lihat, bisa diperkirakan sekitar 50 persen Kota Roxas, sebuah kota di Provinsi Cadiz, telah hancur. Pengkajian lebih lanjut akan dilakukan di desa-desa terdampak di sekitar Roxas. Tim lain saat ini berada di Ormoc dan akan melakukan survei situasi di Leyte Barat.
Tim MSF lain masih berupaya menjangkau Tacloban, tempat penduduk berkumpul saat ini. MSF menambah anggota timnya (saat ini terdiri dari 72 orang) dan dalam beberapa hari ke depan akan mencapai 122 orang - terdiri dari dokter, perawat, ahli bedah, spesialis logistik, psikolog, dan spesialis air-sanitasi.