News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sang Buddha Lahir Dua Abad Lebih Awal dari Dugaan Arkeolog

Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Arkeolog Robin Coningham (kiri) and Kosh Prasad Acharya memimpin ekskavasi di Kuil Maya Devi. | IRA BLOCK/NATIONAL GEOGRAPHIC

Tribunnews.com — Penemuan struktur kayu yang sebelumnya tak diketahui memberi petunjuk bahwa Siddharta Gautama, atau Sang Buddha, telah lahir pada abad 6 SM, dua abad lebih awal dari dugaan para arkeolog.

Arkeolog menemukan struktur kayu tersebut di bawah struktur batu bata di salah satu tempat suci umat Buddha, Kuil Maya Devi di Lumbini, wilayah selatan Nepal, dekat perbatasan dengan wilayah India.

Secara desain, tampak seperti ada kuil dengan gaya Asoka berdiri di atas struktur kayu. Kuil itu mempunyai wilayah terbuka, tidak terlindungi, di mana sebuah pohon di masa lalu tumbuh, dan mungkin merupakan pohon tempat kelahiran Sang Buddha.

"Ini memberi petunjuk tentang apa yang sudah diperdebatkan sejak lama, mengenai kapan Sang Buddha dan pada gilirannya kapan kepercayaan yang berkembang dari ajarannya mulai mengakar," kata Robin Conningham, arkeolog yang terlibat penemuan ini.

Dipercaya bahwa Buddha lahir di bawah pohon Sal di Kebun Lumbini, saat Ratu Maya Devi, ibu Buddha, sedang menempuh perjalanan kembali ke kerajaan. Namun, cerita tentang kelahiran Buddha hanya berkembang dari mulut ke mulut, hanya memiliki sedikit bukti ilmiah.

Banyak peneliti percaya bahwa Buddha lahir, hidup, dan mengajar pada abad 4 SM. Buddha meninggal pada usia sekitar 80 tahun.

"Yang didemonstrasikan oleh hasil penelitian kami adalah bahwa kuil (di tempat Sang Buddha lahir) berdiri pada abad 6 SM, mendukung hipotesis bahwa Buddha sudah hidup dan mengajar pada era tersebut," jelas Coningham seperti dikutip AFP, Senin (25/11/2013).

Ilmuwan menggunakan teknik radiokarbon dan optically stimulated luminescence untuk mengetahui usia fragmen arang dan butiran yang ditemukan pada situs itu. Sementara teknik geoarkeologi dipakai untuk mengonfirmasi adanya pohon yang tumbuh di area terbuka bagian tengah kuil.

Coningham menjadi co-director dalam riset yang beranggotakan peneliti-peneliti internasional dan didanai National Geographic Society. Coningham berencana menayangkan dokumenter "Buried Secret of the Buddha" pada Februari 2014 nanti.

Hasil penelitian Coningham dan tim dipublikasikan di jurnal Antiquity edisi Desember serta akan dipresentasikan di kongres ke-17 International Association of Buddhist Studies di Vienna, Agustus 2014.

Lumbini adalah tempat suci umat Buddha sejak masa lampau. Tempat ini sempat "hilang", dikelilingi hutan, sebelum akhirnya ditemukan kembali pada tahun 1896. Kini Lumbini termasuk salah satu situs yang dilindungi UNESCO.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini