TRIBUNNEWS.COM - Jelang aksi demonstrasi masal, kelompok anti-pemerintah Thailand yang rencananya akan digelar di hari Senin (13/1/2014), mendatang, para perserta aksi mulai berdatangan ke kota Bangkok di hari Minggu.
Mereka berencana akan melumpuhkan jalannya pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, dengan mencegah pegawai sipil masuk kerja, dan memutus pasokan air dan listrik ke gedung instansi pemerintah.
Para demonstran juga bersumpah mengganggu proses pemungutan suara pada pemilihan umum (pemilu), yang akan diadakan pada 2 Ferbruari 2014 mendatang.
Saat ini mereka sudah mulai menyiapkan aksi mereka dengan merapikan peralatan di situs aksi utama mereka di kota Bangkok. Rencananya mereka akan menyebar ke tujuh lokasi di kota Bangkok, ketika aksi digelar di hari Senin untuk melumpuhkan lalu lintas Bangkok.
"Kami berharap segalanya akan berubah dalam cara yang baik besok. Perubahan yang ingin kita lihat adalah pemerintah ini berhenti menjadi rusak atau mereka harus mengundurkan diri," kata Komol, seorang pengunjuk rasa dikutip dari Asiaone.com.
Para pengunjuk rasa ingin dibentuknya Dewan Rakyat untuk menjalankan negara sementara waktu dan mengawasi reformasi pemilu.
Suthep Thaugsuban pemimpin aksi mengatakan demonstrran akan berdatangan dari provinsi-provinsi yang ada di Thailand.
"Akan ada sejumlah besar orang dari setiap provinsi akan bergabung ke dalam Shutdown Bangkok pada hari Senin," katanya.
Pihak berwenang mengatakan mereka siap untuk menyatakan keadaan darurat jika terjadinya kerusuhan, dan sekitar 20.000 polisi dan tentara akan dikerahkan untuk menjaga keamanan.