Calon Manajer Hotel itu Telah Pergi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mohammad Al Araj meninggal tepat di usianya menginjak 17 tahun. Ia tewas tertembak peluru tentara Israel, ketika bersama ribun warga Palestina di Tepi Barat, memprotes keras invansi Israel ke Gaza.
Hari itu Araj bersama warga Palestina dari Al Am'ari, sebuah kamp pengungsi di Ramallah, menuju pos pemeriksaan Qalandia yang memisahkan Tepi Barat dari Yerusalem.
Mengutip laporan Aljazeera, Jumat (25/7/2014), protes warga Palestina tersebut dikabarkan terbesar di Tepi Barat sejak Intifadah Kedua pada 2000 silam. Mereka mengutuk Israel.
"Pawai yang diikuti perempuan dan anak-anak memiliki satu tujuan, untuk membuktikan bahwa Tepi Barat dan Gaza adalah satu. Kita melakukan protes damai," ujar Mustafa Ramouz, pejabat Qalandia dari kamp Fatah.
Perginya calon manajer hotel
Semua penduduk setempat merasa kehilangan Araj yang dikenal santun. Dia memiliki masa depan cerah, berharap bisa belajar manajemen hotel dan restoran.
"Dia bahkan berlatih di restoran lokal setelah jam sekolah. Dia memiliki masa depan yang cerah, sekarang dia pergi," kata Mahmoud Awad, salah satu rekan Araj.
Gambar Araj terpampang di billboard di Qalandia. Warga Palestina berkumpul memberi penghormatan kepada keluarga Araj, di tenda berkabung.Pria berjajar di jalan menghadap masjid, di mana tubuh Araj telah siap didoakan dan dibawa ke pemakaman.
"Kami menyambut Ramadan dengan martir, dan di sini kita menawar itu selamat tinggal dengan lebih anak yatim dan janda," kata seorang imam.
Menuju Qalandia ke pos pemeriksaan, jalanannya dipenuhi batu. Segerombolan anak laki-laki sedikit jauh dari pos pemeriksaan, melemparkan petasan. Tentara Israel membalasnya dengan melemparkan gas air mata dan granat kejut.