TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu silam diberitakan seorang wanita dibunuh dan dibakar lantaran diduga sengaja membakar Al Quran.
Namun, kini wanita tersebut telah dikuburkan. Pemakamannya sendiri dihadiri ratusan orang, Minggu (22/3/2015).
Dilansir dailymail, ratusan orang berkumpul di ibukota Afganistan untuk menghadiri prosesi pemakaman seorang perempuan bernama Farkhunda yang tewas akibat aksi massa yang kesal dengan ulahnya yangsengaja membakar al Quran.
Peti mati Farkhunda sendiri dibawa oleh pihak keluarga dan sejumlah wanita dari aktivis Hak Asasi Manusia Afganistan.
Mereka menganggap Farkhunda telah dituduh tanpa bukti yang jelas.
"Aku sendiri telah memeriksa semua bukti fisik berkali-kali, tapi aku tidak menemukan bukti apapun yang mengatakan Frakhunda telah membakar al Quran, Frakhunda jelas tidak bersalah," ujar Mohammed Zahir, Kepala Kepolisian setempat saat diwawancara wartawan.
Lebih lanjut ia mengatakan dirinya telah mendapatkan 13 orang pelaku, delapan diantaranya adalah polisi, semuanya telah ditahan.
Sementara itu Anggota keluarga Farkhunda menyangkal laporan yang mengatakan bahwa Frakhunda mengalami gangguan jiwa, klaim tersebut dibuat untuk menjaga reputasi Frakhunda.
Ayah Frakhunda, yang juga seorang guru agama Islam menegaskan anaknya tidak terlibat dalam aksi pembakaran al Quran.
"Frakhunda orang yang sangat religius, dia selalu membaca Quran, salat lima waktu"ujar Najeebullah Malikzada, saudara Frakhunda.
Pemakaman Frakhunda dihadiri oleh ratusan orang, sejumlah orang dilaporkan membantu membawa peti mati nya.
"Siapapun yang terlibat dalam aksi tersebut harus dihukum, itu jelas tindakan kriminal, membunuh orang yang tidak bersalah"ujar Bari Salam, salah seorang aktivis HAM.
Sementara itu Presiden Ashraf Ghani telah meminta pihak terkait untuk melakukan investigasi agar sebab kematian Frakhunda jelas.
"Polisi memainkan peran krusial dalam mengungkap kasus ini, mereka pernah ambil bagian melawan Taliban, pasti mereka bisa memecahkan masalah ini," kata dia.