Trump Minta Zelensky Realistis, Yang Dikejar Perdamaian Bukan Kemenangan, Krimea Pasti Lepas
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump disebut hanya akan menghentikan peperangan Ukraina-Rusia.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump disebut hanya akan menghentikan peperangan Ukraina-Rusia.
Pemerintahan baru AS nantinya tidak akan memperjuangkan wilayah-wilayah Ukraina yang telah direbut Rusia untuk dikembalikan.
Penasihat senior presiden terpilih dan ahli strategi Partai Republik, Brian Lanza mengatakan, AS tak ingin ngotot memaksakan apa keinginan Presiden Volodymyr Zelensky untuk mengembalikan Ukraina seperti tahun 1991.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin: Netralitas Ukraina Penting untuk Mencapai Perdamaian
Menurutnya, misi Zelensky yang terus dikampanyekan ke para sekutunya di Barat yaitu "rencana kemenangan" sudah tidak realistis lagi.
Pasalnya, Rusia kini telah menguasai sebagian dari wilayah Donbass atau Ukraina timur. Bahkan pemerintah Moskow telah bercokol di Krimea sejak 2014 lalu.
Dengan kekuatan tentara dan senjata yang dimiliki Ukraina saat ini, Kiev dianggap tak bisa merebut wilayah Krime dan lainnya.
"Jadi Zelensky sebaiknya menyampaikan visi dunia yang realistis. Dan itu bukanlah rencana kemenangan, tetapi visi perdamaian," kata Lanza dikutip dari BBC.
Ia juga mengatakan negaranya di bawah Trump tidak akan memperjuangkann Krimea kembali ke Ukraina karena bukan tujuan AS.
Lanza menambahkan, saat Zelensky mengatakan akan menghentikan perang jika Krimea dikembalikan itu sudah sangat sulit. Ukraina harus mengakui Krimea telah hilang.
"Jika prioritas Anda (Zelensky) adalah mendapatkan kembali Krimea dan meminta tentara Amerika bertempur untuk mendapatkan kembali Krimea, Anda sendiri yang harus berjuang.
Prioritas AS, adalah perdamaian dan diakhirinya pembunuhan," tegasnya.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-989: Biden Perbanyak Bantuan ke Ukraina Sebelum Trump Menjabat
Pada kenyataannya, selain Krimea, AS kini terus menginvasi Ukraina di wilayah Donbass dan setidaknya telah menduduki empat oblast (Provinsi) yaitu Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaphorozhia..
Lanza juga mengkritik dukungan yang diberikan pemerintahan Biden-Harris dan negara-negara Eropa kepada Ukraina.
"Realitas di lapangan adalah bahwa negara-negara bangsa Eropa dan Presiden Biden tidak memberi Ukraina kapasitas dan senjata untuk memenangkan perang ini sejak awal, dan mereka gagal mencabut pembatasan agar Ukraina menang," katanya.