TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perdana Menteri Selandia Baru, John Philip Key, dituduh melakukan pelecehan terhadap seorang pelayan wanita karena menarik rambutnya beberapa kali.
Insiden itu terjadi di sebuah kafe di kota Auckland, Selandia Baru, ketika ia tengah melakukan kampanye menjadi Perdana Menteri Selandia Baru pada November 2014.
"Dia datang dan menuju ke belakang saya, ketika saya berada di meja pemesanan, ia kemudian menarik rambut saya, dan kemudian berpura-pura bahwa istrinya Bronagh yang melakukannya, dan dia diberitahu oleh istrinya untuk menghentikan itu. Saat saya berada di pojokan dia berkomentar itu adalah ekor kuda yang sangat menggiurkan," tulis wanita yang menolak disebutkan namanya tersebut dalam Blog Harian Selandia Baru.
Kesaksian wanita yang merasa telah dilecehkan oleh Key tersebut, segera menuai kecaman dari masyarakat Selandia Baru juga termasuk oposisi pemerintahannya.
Metiria Turei, pemimpin Partai Hijau Selandia Baru mengutuk tindakannya.
"Sebagai politisi tugas kita adalah untuk membuat orang merasa aman di tempat kerja, tidak diganggu," katanya kepada The New Zealand Herald.
"Kita harus berharap standar yang lebih tinggi dari perilaku dari perdana menteri kami," ujarnya.
Atas kritikan yang ia tuai dari masyarakat, Key akhirnya menyatakan permohonan maaf atas perilakunya.
"Tidak ada niat untuk membuat wanita itu merasa tidak nyaman dan dia telah meminta maaf padanya," ujar seorang juru bicara Key.(Upi.com)