News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Survei Membuktikan

Lima Besar Negara yang Warganya Paling Tidak Bahagia Hidupnya

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan ISIS berpawai di Raqqa, Suriah.

TRIBUNNEWS.COM - Dalam indeks kebahagiaan dunia yang dirilis Jaringan Solusi Pembangunan Berkesinambungan (SDSN) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Swiss didaulat menjadi negara paling bahagia di dunia.

Di bawah negara yang dikenal sebagai negeri asal jam tangan dan cokelat itu terdapat Islandia, Denmark, Norwegia, dan Kanada, yang menduduki peringkat lima besar negara paling bahagia di dunia.

Penyusunan indeks tersebut didasari data jajak pendapat Gallup dan sejumlah variabel, seperti produk domestik bruto nyata per kapita, rata-rata usia harapan hidup, tingkat korupsi, dan kebebasan sosial.

“Kebahagiaan semakin dianggap sebagai cara yang tepat untuk mengukur kemajuan sosial dan pemenuhan kebijakan publik. Kian banyak jumlah pemerintah nasional dan daerah yang memakai data serta riset kebahagiaan dalam proses pembuatan kebijakan yang memungkinkan rakyat hidup lebih baik,” demikian isi laporan indeks tersebut.

Selain daftar ‘Negara Paling Bahagia’, indeks tersebut juga mencatat ‘Negara Paling tidak Bahagia’. Lima besar negara yang masuk dalam daftar ini adalah Togo, Burundi, Suriah, Benin, dan Rwanda.

Lalu di mana posisi Indonesia? Dalam 30 daftar negara teratas yang dianggap paling bahagia tak terdapat nama Indonesia di sana. Satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk urutan 30 besar adalah Singapura di peringkat ke-24. Sementara negara Asia lain yang dianggap 30 besar negara paling bahagia di dunia adalah Uni Emirat Arab (20) dan Qatar di posisi ke-28.

Indonesia ternyata hanya menempati peringkat ke-74 dalam indeks ini. Peringkat Indonesia masih berada di bawah Malaysia (61) namun masih berada di atas Vietnam (75) dan bahkan China yang hanya menduduki peringkat ke-84.

Figur-figur penyusun indeks ini merupakan gabungan dari sejumlah latar belakang, seperti akademisi, pemerintah, dan sektor swasta. Indeks tersebut meninjau 158 negara dan pertama kali diluncurkan pada 2012 lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini