News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jaringan Kelompok ISIS

Terbongkar, Rencana ISIS Menguasai Eropa Pada 2020

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peta dunia menurut ISIS yang dimuat dalam buku Empire of Fear: Inside the Islamic State karta jurnalis Andrew Hosken.

Dalam bukunya itu, Hosken juga membeberkan bahwa asal-usul ISIS dapat dilacak hingga beberapa dekade ke belakang.

Dalam bukunya, Hosken mengungkap bahwa Abu Musab al-Zarqawi, pria yang mendirikan organisasi yang kemudian menjadi ISIS, pada 1996 membeberkan tujuh langkah yang akan memberikan kemenangan untuk dunia Islam pada 2020.

"Kita (Barat) nyaris menghancurkan mereka pada 2010-2011. Saat itu 80 persen pemimpin mereka tewas atau tertangkap. Sayangnya, kita tak menyelesaikannya sehingga seperti kanker, mereka muncul kembali," ujar Hosken.

Saat ini koalisi pimpinan AS sedang melakukan gempuran udara untuk menghentikan gerak maju ISIS.

Alhasil, banyak pemimpin Barat didesak untuk menurunkan pasukan darat ke Irak dan Suriah.

"Namun, jika dilihat dari rencana tujuh tahap itu, ISIS akan sangat senang jika Barat mengirimkan pasukan daratnya. Mereka justru akan menyerukan agar seluruh dunia Islam bergabung dan memerangi penyerang," Hosken memperingatkan.

"ISIS sangat ingin dilihat sedang memerangi Barat. Mereka menginginkan seluruh umat Muslim dunia melihat Barat menyerang Islam lalu akan bergabung dengan mereka," lanjut sang jurnalis.

Hosken melanjutkan, ISIS menamai majalah yang mereka terbitkan dengan nama Dabiq, yaitu sebuah kota di Suriah tempat perang terakhir Barat dan Islam terjadi.

"Jadi ini sangat mungkin adalah sebuah perangkap, tetapi pada saat yang sama jika pasukan darat tak dikirim maka kita akan terjebak dengan ISIS karena serangan udara tampaknya tak cukup berhasil," ujar Hosken.

"Barat kini berada dalam sebuah dilema," pungkas Hosken.

KOMPAS.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini