News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lisa Bunuh Ibunya Usai Tonton Video Teroris ISIS

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lisa Borch, gadis remaja Denmark yang membunuh ibunya sendiri setelah menonton sejumlah video ISIS di Youtube.

TRIBUNNEWS.COM, DENMARK - Seorang gadis remaja Denmark, bersama pacarnya yang berasal dari Irak dan berusia dua kali usia gadis itu., menikam ibunya hingga tewas. 

Sang gadis dan pacarnya menjadi radikal karena menonton video ISIS tentang pemenggalan sejumlah sandera.

Remaja itu, Lisa Borch, berusia 15 tahun saat peristiwa itu terjadi.

Ia menyerang ibunya, Tina Romer Holtegaard, yang sedang tidur di kamarnya di rumah mereka di Kvissel, desa kecil di ujung utara Jutland, Denmark, Oktober tahun lalu.

Dia menusuk korbannya 20 kali setelah menghabiskan waktu berjam-jam menonton video pemenggalan David Haines dan Alan Henning oleh ISIS di YouTube.

Persidangan mengungkapkan bagaimana Borch dan pria Irak bernama Bakhtiar Mohammed Abdulla (39), pacarnya, yang juga dihukum karena bersama-sama melaksanakan pembunuhan itu, bersantai pada malam hari dengan menonton eksekusi berdarah ISIS di YouTube.

Setelah pembunuhan, Borch menelepon polisi untuk melaporkan kejahatan itu. Dia mengatakan kepada polisi, "Saya mendengar ibu saya menjerit, dan saya melihat keluar jendela, dan melihat seorang pria kulit putih kabur. Silakan datang ke sini, ada darah di mana-mana." Gadis itu kemudian menunggu dengan tenang.

Ketika polisi tiba, mereka menemukan dia dengan tenang menonton video di iPhone-nya.

Ketika mereka bertanya di mana ibunya, dia menunjuk ke lantai atas tanpa menghentikan video yang ditontonnya.

Persidangan mengungkapkan bagaimana dia telah diradikalisasi oleh seorang pria yang tidak disebutkan namanya, yang telah mengakhiri hubungan demi kembali ke Swedia.

Gadis itu kemudian dilaporkan bertemu Abdulla di pusat pengungsian di dekat rumahnya.

Jens Holtegaard, ayah tiri Borch, mengatakan bahwa putri tirinya itu tetap menjadi pendukung kuat ISIS.

Holtegaard mengatakan, ia takut gadis tersebut akan menjadi lebih radikal selama menjalani hukumannya sembilan tahun di bui.

"Lisa benar-benar tidak kritis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan komunitas imigran. Dia suka berbicara tentang ISIS dan perilaku brutal mereka di Timur Tengah," katanya.

"Saya tidak berani membayangkan apa yang dia bisa kembangkan selama di penjara."

Jaksa mengatakan kepada pengadilan bahwa Borch telah berencana melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

Sebuah analisis forensik terhadap komputer Borch mengungkapkan bahwa gadis itu telah menyaksikan video tentang pemenggalan yang dilakukan Mohammed Emwazi atau anggota militan ISIS asal Inggris yang bernama Jihadi John.

Informasi lain juga muncul dalam persidangan bahwa Borch telah menunjukkan kepada saudara kembarnya sebuah pisau yang dia akan gunakan untuk membunuh ibu mereka.

Namun, saudara kembarnya mengabaikan hal itu karena mengiranya sebagai sebuah lelucon.

Dalam persidangan, Borch menyatakan bahwa Abdulla melakukan pembunuhan itu.

Pria itu pada gilirannya menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah. Dia tiba di rumah ketika Holtegaard sudah tewas.

Karena pengadilan tidak bisa menentukan siapa yang melakukan penusukan, keduanya dinyatakan bersalah.

Persidangan mengungkapkan bahwa Borch sudah sering bertengkar dengan ibunya terkait obsesinya terhadap kelompok militan Islam dan hubungannya dengan Abdullah.

 Hal itu pula yang menyebabkan kembarannya terdorong untuk pergi dari rumah. (The Telegraph/Kompas.com/Egidius Patnistik)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini