TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Malaysia akan mengeluarkan kartu identitas penduduk khusus bagi 3.000 pengungsi asal Suriah agar bisa menetap di negara mereka.
Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi, mengatakan Kementerian Dalam Negeri Malaysia akan memfasilitasi kedatangan para pengungsi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Departemen Imigrasi.
"Biasanya UNHCR akan bekerja dengan Organisasi Internasional Migran (IOM) untuk mengeluarkan kartu untuk para pengungsi yang masuk Malaysia. Kali ini, kami akan mengeluarkan iKad untuk pengungsi. iKad akan memiliki elemen keamanan tertanam ke dalam kartu untuk penggunaan di Departemen Imigrasi," ujarnya dalam konferensi pers setelah Rapat Khusus Menteri ASEAN pada Kebangkitan Radikalisasi dan Kekerasan Esktrimisme, Jumat (2/10/2015).
Sementara itu, Datuk Seri Najib Tun Razak dalam sidang Majelis Umum PBB di New York kemarin mengumumkan bahwa Malaysia akan membuka pintu bagi 3.000 migran Suriah selama tiga tahun ke depan untuk membantu meringankan krisis pengungsi di Eropa.
Sekitar empat juta pengungsi Suriah telah melarikan diri ke negara-negara tetangga sejak awal perang saudara yang pecah di negara mereka sejak tahun 2011.
Ahmad Zahid mengatakan langkah Malaysia untuk menerima 3.000 pengungsi Suriah selama tiga tahun ke depan didasarkan atas dasar kemanusiaan.
"Malaysia punya pengalaman dengan ini sebelum ketika kita menerima pengungsi dari Bosnia, dan kami tidak hanya dipuji untuk itu, tapi gerakan itu terbayar pada akhirnya," katanya.
Ditanya kapan pengungsi Suriah akan tiba dan di mana akan mereka ditempatkan, Ahmad Zahid mengatakan hal itu akan dibahas dengan Najib.
"Kami belum sapai di sana. Kami berpikir untuk bekerja dengan sektor swasta untuk membantu menempatkan mereka, memberikan anak-anak pengungsi pendidikan dan juga untuk memberikan pekerjaan sementara, sampai mereka dapat kembali ke Suriah," katanya. [Sumber: Asiaone.com].