TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Sambil menghitung jumlah korban tewas akibat ledakan bom bunuh diri di Ankara, Turki, yang bertambah menjadi 97 orang, otoritas Turki mengatakan pihaknya sedang berusaha mengidentifikasi dua pelaku yang dicurigai pelaku.
Menurut pernyataan PM Turki Ahmet Davutoglu yang dikutip AFP, Minggu (11/10/2015), mereka yang dicurigai sebagai pelaku adalah dua orang pria, yang disebut sebagai teroris.
"Upaya masih terus dilanjutkan untuk mengidentifikasi jenazah dua pria teroris yang melakukan bunuh diri itu," demikian pernyataan Ahmet dalam sebuah rilis yang dikeluarkan oleh kantor perdana menteri.
Hingga kini, dikatakan korban yang telah teridentifikasi berjumlah 92 orang dan sisa lima jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi.
Karena identitas pelaku yang dicurigai belum diketahui, belum dapat disebutkan siapa dalang di balik pemboman yang menelan nyawa puluhan aktivis perdamaian Turki itu.
Sejumlah pejabat Turki mengatakan bahwa itu ulah ISIS, ada pula yang menyebut pelakunya adalah militan dari partai buruh etnis Kurdis, kelompok etnis yang bersitegang dengan pemerintah Turki akhir-akhir ini.
Sedangkan, pihak oposisi yang mengkritik menyalahkan pemerintah dan lemahnya penjagaan di perbatasan Suriah, yang menyebabkan militan kelompok ekstremis bisa menyeberang ke Turki sesuka hati dan banyak tindak kekerasan terjadi di negara itu.
Ribuan orang yang berduka atas insiden dua ledakan bom di Ankara itu Minggu lalu memenuhi kota berunjuk rasa mengungkapkan kesedihan sekaligus menentang pemerintah yang dituduh sebagai dalang pemboman itu. (AFP/The Guardian)