Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Prestasi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) ini patut dibanggakan. Bukan karena dari kota besar Jakarta misalnya, tetapi bisa dilakukan oleh SLTA di Kota kecil Magelang di Jawa Tengah.
Itulah prestasi SMA4 Magelang yang mengukir sejarah kunjungan mereka ke Jepang untuk sepuluh hari sampai 30 Oktober mendatang.
"Kita semua pakai uang sendiri. Guru mau pun murid kami ini semua upaya sendiri pergi ke Jepang untuk mempelajari berbagai ilmu, pengetahuan, sejarah, budaya dan segalanya mengenai Jepang," ujar Sri Sugiyarningsih Kepala Sekolah SMA 4 Magelang khusus kepada Tribunnews.com Jumat ini (23/10/2014).
Kunjungan ini juga akan dimanfaatkan SMA tersebut untuk kerjasama dengan sebuah SMA di Nagoya.
Apa prestasi mereka? Dalam peliputan di Jepang selama 25 tahun, Tribunnews.com baru pertama kali mendapatkan tour SMA dari Kota kecil di Indonesia dengan biaya semua dari keluarga atau ayah ibu sendiri.
Selama ini biaya dari pemerintah Jepang atau sponsor perusahaan di Indonesia.
Kecuali Salma, murid wanita kelas 2 SMA4 Magelang ini mengaku dapat dana dari sebuah kantor pengacara di Jakarta.
"Senang sekali saya dapat biaya Dari kantor pengacara tersebut, tak disangka sama sekali," paparnya.
Sementara Tujuh murid lain dan guru semua biaya dari keluarga sendiri.
"Iya pak kami dari biaya orangtua dan juga berusaha mengurangi uang jajan sehingga bisa menabung supaya uang bisa cukup ke Jepang," ujar Salsa dan Naomi dua murid lainnya.
Selama beberapa hari di Tokyo para murid merasa Senang sekali karena semua serba tertib, antri dan bersih.
Salma dan Salsa juga bisa sedikit bahasa Jepang sehingga merasa terbantu pula keberadaannya di Jepang dalam komunikasi sehari-hari dengan orang Jepang.
Prestasi SMA 4 ini dengan kemandirian dan semangat kebersamaan ke Jepang perlu mendapatkan acungan jempol karena biaya sendiri per orang 28 juta rupiah bukanlah hal kecil bagi seorang murid SMA yang bepergian bersama guru gurunya ke negeri Sakura dengan menggunakan seragam yang didesain sang kepala Sekolah sendiri.
"Kita beli bahannya di Makassar lalu saya desain sendiri jadi seragam seperti ini," ungkap Sri lagi.
Tahun depan, tambahnya Sri, Akan dilakukan lagi tour Sekolah seperti ini tetapi akan mengupayakan biaya agar bisa dibantu juga dari Sekolah nantinya.