Tribunnews.com, Paris - Presiden Perancis Francois Hollande lewat pidatonya di televisi dan radio menyatakan segera mengumumkan situasi negara dalam kondisi darurat.
"Prancis harus kuat dalam menghadapi terorisme," kata Presiden Hollande.
"Serangan teroris sedang berlangsung di Paris dan itu sangat mengerikan. Kami memobilisasi semua sumber daya yang ada," tambah Hollande.
Seorang sumber di kepolisian Perancis mengatakan, penembakan terjadi di enam lokasi berbeda di Perancis, termasuk serangan granat di dekat stadion Stade de France.
Sejauh ini jumlah korban tewas adalah 18 orang, namun sejumlah media Perancis menyebut jumlah korban tewas sudah mencapai 40 orang.
Jean-Pierre, seorang warga Paris yang berada di sebuah restoran tak jauh dari lokasi serangan, mengatakan kepada Telegraph lewat telepon bahwa dia dan pengunjung lainnya berlindung di dalam restoran hingga kondisi benar-benar aman.
"Pelaku penembakan, awalnya pergi meninggalkan restoran itu lalu datang kembali dan mulai menembak," kata Jean Pierre.
"Di dalam restoran itu ada cukup banyak orang Amerika. Suasananya sangat mengerikan. Kami sempat keluar dan melihat banyak jasad bergelimpangan, jadi kami kembali masuk," tambah pria itu.
Sementara itu, Elizabeth yang berada di dekat gedung konser Bataclan mengatakan, dia bisa melihat pasukan polisi dan tim medis berkumpul di luar gedung itu.
Dari arah gedung terdengar suara tembakan sekita pukul 22.00 waktu setempat.
"Suasananya membingungkan. Kami diberitahu banyak sandera di dalam gedung, tapi kami tak tahu apa-apa," ujar perempuan itu.
Sementara itu, kantor wali kota Paris meminta warga kota tersebut untuk tetap tenang dan tinggal di dalam rumah mereka masing-masing.