Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania C
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Arab Saudi mengeksekusi seorang ulama Syiah yang cukup disegani di Iran, Syeik Nimr al-Nimr, pada Sabtu (2/1/2016).
Ia dieksekusi bersama puluhan orang lainnya yang dicurigai sebagai anggota Alqaeda, sebagai bentuk intoleransi terhadap aksi kekerasan dan terorisme.
Namun, siapakah Syeik Nimr ini dan apa yang membuat kematiannya diprotes keras komunitas Syiah, terutama di Iran?
Bernama lengkap Nimr Baqr Al-Nimr, pria kelahiran 1959 itu merupakan seorang ulama Syiah dari Al-Awamiyah, Arab Saudi.
Pria yang disapa akrab Syeik Nimr itu cukup dikenal di kalangan anak muda, atas kritik-kritiknya terhadap pemerintah Arab Saudi.
Pada 2009, ia pernah mengkritik otoritas Arab Saudi atas perlakuan mereka terhadap kaum Syiah, sebagai komunitas minoritas di negara itu.
Selama 2011 - 2012, Nimr pun kerap melakukan dan memimpin aksi protes untuk melayangkan kritiknya itu.
Aksi protes tersebut dikatakan memicu krisis hubungan antara kerajaan Arab Saudi yang menganut Sunni dan Iran yang mayoritasnya menganut Syiah.
Ia ditangkap otoritas setempat pada 2012, setelah sejumlah aksi protes besar terjadi di Timur Tengah yang terinspirasi dari Nimr.
Pada 15 Oktober 2014, sang ulama yang memicu goyahnya pemerintahan itu mendapat vonis hukuman mati pengadilan Arab Saudi.
Vonis itu diberikan atas ketidakpatuhan Nimr terhadap pemerintah Arab Saudi dan upaya pemberontakan melawan otoritas setempat.
Eksekusi Nimr dikatakan seorang ahli bidang kebijakan asing Brookings Doha Center, Ibrahim Fraihat, telah menjadi simbol kedukaan bagi Syiah.
Hal itu karena ia sebenarnya tak dikenal sebagai yang mewakili suara komunitas Syiah, tetapi lebih menjadi simbol ketegangan antara Syiah dan Sunni. (Arab News/Bloomberg)