TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di sela-sela berlangsungnya Koferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTT LB) Orginasasi Kerja Sama Islam (OKI) ke lima di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (7/3/2016) , Wakil Presiden RI Jusuf Kalla bertemu Menteri Luar Negeri Republik Tunisia, Kheimaies Jhinaoui.
Pertemuan dengan Menlu Tunisia memeng bukan kali ini saja, sebelumnya saat peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) April 2015 lalu, JK sempat bertemu Menlu Tunisia saat masih dijabat Y.M. Taïeb Baccouche.
Pada KTT yang khusus membahas isu Palestina dan Al-Quds Al-Sharif (Jerusalem) tersebut Wapres dan Menlu Tunisia membahas sejumlah isu, baik itu isu Palestina maupun isu bilateral.
Untuk isu Palestina, pertemuan membicarakan dukungan penuh dan solidaritas bangsa Indonesia terhadap Palestina. Selain itu juga membahas solusi untuk penyelesaian isu Palestina.
"Dalam pembahasan isu bilateral yang dibicarakan yakni apresiasi bantuan Pemerintah Tunisia untuk relokasi KBRI Tripoli (Libya) ke Djerba (Tunisia) dan repatriasi WNI dari Libya melalui Djerba. selain itu pembicaraan untuk mendorong kerja sama pemberantasan terorisme dan ekstrimisme," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Senin (7/3/2016).
Selain itu dalam pertemuan tersebut juga pemerintah Indonesia mengajak Tunisia untuk ikut menyebarkan pesan perdamaian dan toleransi melalui inisiatif Indonesia “Indonesia’s Digital Initiative : Empowering Leaders of Peace through Digital Platform”. Inisiatif tersebut pernah disampaikan Indonesia pada saat kunjungan Presiden RI ke Amerika Serikat Februari 2016.
"Pertemuan juga untuk mengundang perusahaan Tunisia untuk berinvestasi di Indonesia. dan sambut baik kerja sama di sektor Migas," katanya.
Untuk diketahui nilai perdagangan bilateral antara Indonesia-Tunisia pada 2015 mencapai US$ 77,1 juta (surplus US$ 34,725 juta) semntara pada 2014 lalu sebesar US$ 104,2 juta (surplus US$ 60,817 juta) .
Sejumlah komoditi ekspor menjadi andalan kerja sama perdagangan antara Indonesia-Tunisia, yakni: oli dan pelumas, katun, peralatan optik, peralatan musik, bahan sintetis, karet dan turunannya, produk kertas, bahan kimia, tembakau, plastik dan produk turunannya, furniture, sepatu, kopi, rempah-rempah lainnya.
sementara untuk barang yang didatangkan dari Tunisia yakni kurma, jeruk, pupuk, rock phosphate, kaca, plastik, minyak zaitun, dan lain-lain.
Investasi Indonesia di Tunisia mencapai nilai US$ 114 juta pada sektor migas. Sementara Investasi Tunisia di Indonesia mencapai nilai US$ 5,1 juta di sektor pariwisata.
Berdasarkan data KBRI Tunisia per Januari 2016, jumlah WNI di Tunisia sebanyak 161 orang, sebagian besar adalah pelajar/mahasiswa sebanyak 89 orang.