News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prototipe Pesawat Tempur "Siluman" Buatan Jepang Akhirnya Terbang, Ini Videonya

Penulis: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prototipe pesawat tempur siluman Jepang.

TRIBUNNEWS.COM, NAGOYA - Prototipe pesawat tempur siluman buatan Jepang akhirnya terbang perdana.

Hal ini ditandai dengan beredarnya sejumlah video amatir yang memperlihatkan pesawat Mitsubishi ATD-X Shinshin takeoff dari sebuah pangkalan udara.

ATD-X adalah singkatan yang berarti "Advanced Technology Demonstrator - X" atau menunjukkan pesawat ini merupakan pesawat demonstrator alias uji coba.

Pengembangan ATD-X dipicu karena Kongres AS yang tidak meluluskan niat Jepang untuk membeli F-22 Raptor.

Hingga kini hanya Amerika Serikat, China dan Rusia yang telah mengembangkan pesawat tempur siluman.

Pesawat tempur generasi kelima kerap disebut sebagai pesawat siluman karena memiliki kemampuan untuk menghindari pendeteksian, baik deteksi secara visual, audio, sensor panas, maupun gelombang radio (radar).

Secara visual, pesawat lebih sulit untuk terlihat bila mempunyai warna yang sama dengan warna latar belakangnya (kamuflase).

Pesawat Siluman

Mengutip Wikipedia pesawat siluman atau disebut pesawat amat senyap adalah pesawatyang dirancang untuk menyerap dan membelokkan radar menggunakan teknologi siluman, membuatnya lebih sulit untuk dideteksi.

Pada umumnya tujuannya adalah melancarkan serangan selagi dia masih berada di luar pendeteksian musuh.

F-117 Nighthawk adalah salah satu jenis pesawat siluman yang digunakan angkatan udara Amerika Serikat dalam Perang Teluk.

Pesawat siluman memiliki kemampuan untuk menghindari pendeteksian, baik deteksi secara visual, audio,sensor panas, maupun gelombang radio (radar).

Secara visual, pesawat lebih sulit untuk terlihat bila mempunyai warna yang sama dengan warna latar belakangnya (kamuflase).

Secara audio, tentunya berusaha untuk membuat pesawat semakin tenang.

Secara sensor panas, pesawat biasanya dideteksi dari panas yang timbul dari badannya atau dari temperatur udara di sekelilingnya.

Bagian paling panas dari pesawat adalah saluran buangan udara mesin atau exhaust dan leading edge(bagian pesawat yang pertama membelah udara).

Panas dari exhaust bisa dikurangi dengan cara mencampur semburan mesin dengan udara dingin dari luar badan pesawat sebelum dihembuskan keluar pesawat dan memperpanjang pipaexhaust (seperti A-4 Skyhawk Indonesia yang mempunyai exhaust lebih panjang dibanding versi standarnya).

Bagian exhaust ini biasanya dikejar oleh rudal anti-pesawat dengan sensor inframerah.

Akan tetapi rudal pencari panas modern kini juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mengejar panas yang dihasilkan akibat pergesekan permukaan badan pesawat dengan udara.

Deteksi secara gelombang radio adalah dengan cara mencegah gelombang radio dari radar tidak terpantul dari badan pesawat dan kembali ke radar.

Gelombang radio tersebut bisa diserap jika badan pesawat dilapisi RAM (Radar Absorbent Material), dipantulkan ke arah lain, atau sedemikian sehingga gelombang tersebut menjadi hilang atau saling meniadakan (hal inilah yang mendasari bentuk pesawat siluman yang mempunyai bentuk yang lain dari pesawat biasa atau agak aneh).

Pesawat siluman biasanya tidak 100% tidak terdeteksi radar.

Tetapi karena memiliki RCS (Radar Cross Section) yang kecil maka di layar radar hanya tampak sebesar gerombolan burung, bukan pesawat.

Penemuan teknologi Siluman

'Pesawat Siluman' pertama kali dirancang dan dibuat oleh dua orang insinyur Jerman pada masa Perang Dunia II atas perintah Adolf Hitler.

Pesawat ini menggunakan dua mesin turbo jet dengan body terbuat dari kayu lapis.

Namun berdasarkan dokumen yang ditemukan, pesawat ini masih dalam tingkat prototype dan belum sempat diproduksi secara massal oleh Jerman.

Pesawat ini ditemukan oleh prajurit sekutu di sebuah hanggar pesawat yang ditinggalkan pasukan Jerman sesaat setelah Jerman menyerah kepada sekutu.

Pesawat ini kemudian dibawa ke Amerika Serikat.

Selanjutnya, pada masa perang dingin pesawat siluman dicoba dikembangkan oleh seorang ilmuwan Rusia, pada tahun 1966 oleh Dr Pyotr Ufimtsev melalui sebuah kertas kerja yang berjudul method of edge waves in the physical theory diffraction (Metode Gelombang Tepian dalam Teori Fisik Difraksi) yang merupakan kertas kerja yang cukup panjang namun tidak bertele-tele yang diterbitkan oleh salah satu media diMoskow pada tahun 1966.

Namun kertas kerja ini tidak memperoleh sambutan yang hangat oleh para ahli di sana, karena banyak isinya yang tidak bisa dicerna oleh akal sehat.

Padahal Ufimtsev adalah ahli yang berpengalaman dalam Institut Rekayasa Radio Moskow.

Informasi yang berkembang mengatakan bahwa ide murni Ufimtsev berupa formulasi pelumpuhan radar dan jaringan kerjanya diambil dari kesimpulan mentah ahli Inggris James Clerk Maxwell pada abad ke-19 di mana setelah diramu berkali-kali ditambah dengan penalaran terpadu, Ufimtsev mengkalkulasikan cara-cara baru, yakni membentuk ruang bentuk geometris khusus yang mencerminkan radiasi elektromagnetis.

Dengan menciptakan kalkulasi silang sebuah radar yang mudah dilumpuhkan.

Ia menetapkan rumus konfigurasi bersisi dua dimensi, berupa tata cara mengutak-atik komponen dalam sebuah radar.

Hasilnya, radar bisa terganggu bila dikacaukan dengan sinar dua dimensi tadi.

Sinar itu sebenarnya masih belum cukup tetapi jika dikalkulasikan secara cermat dari situ bisa diciptakan pesawat tiga dimensi yang sulit dilacak radar.

Secara teoritis, banyak sekali kekuatan untuk melumpuhkan stealth, namun diperlukan sangat banyak jaringan komputer yang bekerja sangat cepat.

Persisnya seperti mengamati bola dengan menggunakan teropong di mana bisa dilokalisasi namun jangan harap bisa menjejaknya sehingga ibarat bola yang dimainkan, para pemain sudah menggiring bola entah ke mana dan tidak mungkin menembak bola yang terbang entah ke mana arahnya dengan senapan angin.

Pada tahun 1979, Rusia mengembangkan satu pesawat intai dan dari uji coba ternyata berhasil mengecoh radar anti pesawat terbang Amerika Serikat di padang pasir Nevada.

Jatuh ke tangan Amerika Serikat

Pada tahun 1976, salinan tersebut akhirnya bocor dan jatuh ke tangan Amerika Serikat, lantas dialihbahasakan oleh divisi teknologi Angkatan Udara Amerika.

Secara rutin, para ahli di Angkatan Udara menjabarkan, menganalisis dan mengembangkan teknologi stealth tersebut.

Di antaranya berupa pesawat mata-mata SR-71 Blackbird, F-117 dan B-2.

Prinsip Pesawat Stealth

Pada prinsipnya, supaya pesawat tersebut menjadi stealth (siluman) dalah cara memperkecil Radar Cross Section (RCS) yang tampak pada radar.

Langkah yang dilakukan adalah membuat desain bentuk pesawat tersebut sedemikian rupa sehingga permukaan-permukaan pesawat sekecil mungkin memantulkan energi yang dipancarkan radar untuk ditangkap kembali oleh antena radar.

Bahkan bila perlu bentuk pesawat tersebut sama sekali tidak memantulkan energi radar.

Kalaupun dipantulkan, diusahakan agar pantulan energi radar tersebut diarahkan ke arah lain sehingga jika ada yang tertangkap kembali, paling tidak hanya sebagian kecil saja.

Untuk itu, maka bentuk pesawat dibuat aneh tidak seperti biasanya.

Seperti contoh, bentuk pesawat B-2 yang memiliki rentang yang sama panjangnya dengan rentang pesawat DC-10 namun bentuknya dibuat pipih dan melengkung di bagian tengah badannya.

Dengan bentuk demikian, disamping cepat rambat pancaran radar diperlambat juga memberikan efek pantulan ke segala arah.

Bentuk sayap pesawat juga memengaruhi pantulan pancaran energi radar.

Bentuk sayap pesawat lama yang lurus ke samping misalnya memberikan pantulan yang sempurna sehingga pesawat ini mudah terdeteksi. Seementara pada layar monitor, titik RCS pesawat-pesawat itu tampak besar.

Melihat kenyataan demikian, kemudian orang membuat sayap sayung kebelakang, memang memperkecil pantulan namun tidak memuaskan karena RCS makin besar, maka dibuatlah delta yang membuat sebagian besar pancaran radar yang mengenai sayap itu, sebagian besar dibuang ke arah lain.

Kemudian dibuat sayap dengan bentuk sabit seperti yang dimiliki pesawat-pesawat generasi berikutnya.

Dengan membuat lengkungan pada bagian sayap, leading edge, maka pantulan ke arah lain semakin sempurna.

Desain lain adalah membentuk pesawat bersegi-segi kubustik seperti bentuk mata faset, seperti pada mata capung di mana bentuk ini dapat dilihat pada pesawat F-117. Bentuk tersebut juga ditemui pada helikopter pada generasi 1980-1990-an seperti pada AH-1 Cobra, dan AH-64 Apachesehingga pantulan radar tidak kembali ke antena radar.

Kemudian umumnya desain pesawat stealth tidak mengizinkan adanya pylon atau penggantung rudal maupun roket yang digantungkan pada badan dan sayap pesawat seperti yang dijumpai pada pesawat umumnya.

Sehingga rudal ditempatkan pada rak-bom (bomb bay) khusus.

Cara lain yakni dengan menggunakan material khusus yang dikenal sebagai RAM (Radar Anti material) yang merupakan bahan penyerap energi pancaran radar.

Bahan-bahan tersebut antara lain komposit berupa graphyte epoxy dari karbon.

Karena bahan itulah, maka energi radar tidak terpantulkan.

Meskipun demikian, rancangan tersebut tetap tidak sempurna untuk mengelabui radar.

Sebagai contoh pesawat stealth F-117 berhasil ditembak jatuh oleh rudal anti pesawat udara SAM (Surface to Air Missiles) SA-2 Guideline milik Serbia ketika operasi udara NATO pada tahun 1999 saat Konflik Kosovo. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini