Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kelompok peneliti kimia dan fisika Jepang dari lembaga peneliti Riken menemukan unsur kimia No.113 dengan nama Nihonium.
Penelitian Nihonium yang dipimpin Morita Kosuke profesor Universitas Kyushu ini diumumkan hari ini, Kamis (9/6/2016) bersama Menteri Pendidikan Hirose Hase.
"Di antara unsur-unsur kimia, untuk pertama kalinya hak penamaan diberikan kepada Jepang oleh organisasi internasional yang terkait dengan kimia, International Union of pure and applied chemistry," kata Morita kepada pers, Kamis (9/6/2016).
Jumpa pers ini digelar setelah Menteri Pendidikan Jepang Hirose Hase mengucapkan selamat atas penemuan unsur kimia barunya tersebut.
Mulai kini semua orang akan melihat di tabel periodik kimia, dan setiap orang di Jepang juga akan menggunakan untuk mempelajari kimia.
"Kami sangat senang sekali bisa menciptakan ini akhirnya diakui internasional," katanya.
Pemberian elemen baru ini, tampaknya berhasil diberikan nama Jepang dengan nama Nihonium.
"Kami sangat menghormati semua pihak yang akhirnya bisa mengakui nama Nihonium tersebut," lanjutnya.
Nihon berarti Jepang. Unsur kimia menambahkan ium sehingga menjadi Nihonium.
"Selalu dari sensei Morita mengatakan ayo semangat sehingga kita tetap semangat bekerja untuk menemukan unsur baru dan akhirnya berhasil," kata Shun Mitsuoka, anggota tim peneliti. Dia mengaku Morita sudah seperti ayahnya sendiri.
Anggota tim lain Fujita Kunihiro juga memuji kerja keras Morita.
"Kita bekerja sampai tengah malam sampai pagi bahkan terus menerus untuk mencoba menemukan unsur baru tersebut. Luar biasa memang sensei Morita," ungkapnya.
Takashi Akatsuki, mahasiswa tingkat pertama Universitas Kyushu juga mengakui semakin semangat bekejar di universitasnya setelah sensei Morita berhasil menemukan satu unsur kimia baru saat ini.
"Saya mengetahui adanya unsur baru Nihonium itu kemarin dan sangat bahagia sekali menjadi semakin semangat belajar jadinya," ujar Akatsuki.