TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL -– Korban tewas berjatuhan akibat tembakan dan bom bunuh diri di Bandara Internasional Atarturk, Istanbul, Turki, Selasa (28//6/2016) malam waktu setempat atau Rabu pagi WIB.
Akibat ledakan itu, semua penerbangan dari dan ke bandara Ataturk dibatalkan.
Seorang pejabat senior Turki, yang tidak bersedia namanya disebut, mengatakan kepada Associated Press (AP) bahwa jumlah korban tewas telah bertambah menjadi 50 orang.
Sebelumnya jaringan berita Haber Turk mengutip Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag, mengatakan, 31 orang tewas dan 147 orang terluka akibat serangan di Ataturk.
Laporan awal diterima Gubernur Istanbul Vasip Sahin menyebutkan 28 orang tewas dan 60 orang terluka.
Menurut AP yang memantau langsung kejadian itu mengatakan, jumlah korban tewas telah bertambah menjadi sedikitnya 50 orang. Al Jazeera menambahkan, 106 orang lainnya terluka.
Menurut Gubernur Istanbul, pelaku serangan diduga tiga orang. “Diperkirakan tiga pengebom bunuh diri melakukan serangan di tiga tempat berbeda di bandara," kata ?ahin.
Para tersangka dipersenjatai dengan senapan serbu Kalashnikov. Menurut media, sebelum ledakan bom terdengar tembakan di tempat parkir bandara.
Rekaman video menunjukkan orang berlarian mencari perlindungan di dalam gedung terminal. Ketika orang-orang berlarian, sebuah bom meledak sehingga merontokkan bagian gedung bandara.
Seorang saksi mata kepada NBC News mengarakan, ia melihat seorang polisi bergulat dengan seorang tersangka di tanah sebelum penyerang meledakkan bomnya.
Ditutup
Akibat ledakan itu, semua penerbangan dari dan ke bandara Ataturk dibatalkan. Para calon penumpang bergegas kembali ke hotel atau rumah mereka.
Bandara Ataturk merupakan salah satu bandara tersibuk di benua Eropa, setelah Heathrow di London dan Charles de Gaulle di Paris.
Pesawat penumpang British Airways BA680 yang terbang dari London ke Istanbul pun kembali ke Inggris setelah mendapat peringatan tentang adanya serangan di bandara Ataturk.
Media sosial Facebook telah mengaktifkan fitur ‘Safety Check’ bagi orang-orang di sekitar lokasi bandara Ataturk.
Kedutaan besar asing di Turki telah memperingatkan warganya untuk waspada dan terus mengontak orang-orang terkasih mereka dengan mengaktifkan fitur-fitur media sosial.
Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa mereka sedang mencoba untuk memastikan apakah ada warganya yang menjadi korban serangan itu.
AS mengecam apa yang disebutnya sebagai serangan senjata dan bom yang dilakukan secara "keji” itu dan berjanji untuk tetap teguh mendukung Turki, seperti dilaporkan AFP.
"Bandara Internasional Ataturk, seperti bandara Brussels (Belgia) yang diserang awal tahun ini, adalah simbol hubungan internasional dan ikatan yang mengikat kita bersama," kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest dalam sebuah pernyataan.
Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Istanbul itu.
Berdasarkan berbagai kejadian serangan bom sebelumnya di Turki, hanya ada dua kelompok yang mengklaim yakni pejuang Kurdi dan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS)