TRIBUNNEWS.COM, NICE - Perancis sangat terpukul kembali setelah sebuah truk besar atau biasa disebut truk lori, dengan kecepatan tinggi menghantam kerumunan orang-orang yang sedang merayakan Hari Nasional Perancis atau Bastille Day di Nice, Perancis, Kamis (14/7/2016).
Serangan truk besar itu menewaskan setidaknya 80 orang yang berdasarkan kesaksian seorang saksi bahwa "tubuh berserakan di mana-mana."
Serangan yang terjadi Kamis (14/7/2016) malam--saat hari libur nasional Perancis mengguncang sebuah bangsa yang masih belum hilang traumanya akibat serangan bulan November di Paris yang membunuh 130 orang saat itu.
Bendera pun diturunkan untuk setengah tiang di Nice dan Paris.
Menteri dalam negeri Bernard Cazeneuve, yang turun langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP), menyebutkan teradapat 18 orang alami luka serius.
Dia mengatakan polisi sedang mencoba menyelidiki dan mengungkap identitas pengemudi.
Tapi ia menolak untuk mengkonfirmasi laporan bahwa kartu ID pelaku serangan telah ditemukan di truk.
Presiden Perancis Francois Hollande, Kamis (14/7/2016) menyebutkan tragedi truk di Nice merenggut nyawa 80 orang.
Serangan teror ini menurut Hollande, adalah peristiwa yang sangat mengerikan dan kembali mencengkeram negeri itu.
"Peristiwa horor kembali terjadi di Perancis. Aksi terorisme dalam serangan kali ini tak bisa diabaikan," katanya.
Dalam pidatonya itu, Hollande menyampaikan tiga langkah yang akan digunakan pasca-tragedi Nice, termasuk memperpanjang masa darurat, yang seharusnya berakhir 26 Juli, selama tiga bulan.
Hollande juga memutuskan untuk memanggil pasukan cadangan untuk membantu kepolisian dan melanjutkan Operasi Sentinel yang selama ini sudah mengerahkan 10.000 personel militer ke jalanan Perancis.
Lebih jauh Hollande menyampaikan solidaritasnya kepada korban serangan Nice sekaligus menyatakan Perancis tak akan menyerah terhadap terorisme dan tetap melanjutkan operasi militer di Suriah dan Irak.
"Setelah Paris, kini Nice. Seluruh Perancis kini di bawah ancaman teroris. Semakin jelas apa yang harus kita lakukan untuk melawan teror. Perancis adalah negara kuat dan akan lebih kuat, saja berjanji," ujarnya. (AP)