Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, AMATRICE - Tim penyelamat menggunakan buldoser dan tangan kosong berlomba untuk menggali menyelematkan korban gempa yang mengguncang tiga kota di Italia, Kamis (25/8/2016).
Badan perlindungan sipil Italia melaporkan korban tewas bertambah menjadi 247 orang hingga Kamis pagi dan setidaknya 368 orang lain terluka.
Perdana Menteri Italia Matteo Renzi sempat menyatakan bahwa besar kemungkinan jumlah korban gempa bumi yang melanda wilayah tengah negaranya akan bertambah.
Hal itu disampaikan Matteo setelah melihat langsung kondisi perkampungan Matrice yang merupakan satu wilayah terparah akibat gempa.
Di tengah wilayah bencana, lusinan petugas layanan gawat darurat dan sukarelawan terus mencari korban selamat yang diduga masih ada di sana.
Para petugas dan sukarelawan bekerja sepanjang malam dengan harapan masih ada warga yang selamat.
Meski gempa terjadi di kawasan pedesaan Umbria, Marche dan Lazio, sebagian besar korban berasal dari kota Roma.
Sebab, banyak rumah di ketiga kawasan itu adalah milik warga Roma yang hanya ditempati saat liburan musim panas.
Ini merupakan gempa terkuat di Italia setelah sebelumnya sempat menimpa kota L'Aquila pada 2009 dan menewaskan sekitar 300 orang.
Guncangan gempa bisa dirasakan hingga Roma yang berjarak 150 kilometer dari pusat gempa.
Gempa mengakibatkan pemerintah Roma memerintahkan pemeriksaan struktur bangunan bersejarah Colloseum.
Gempa berkekuatan 6,2 SR melanda pada pukul 3.36 pagi, Rabu (24/8/2016) dan dirasakan di seluruh wilayah di Italia Tengah, termasuk Roma.
Gempa mengguncang daerah Lazio dan Umbria dan Le Marche di pantai Adriatik.