TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Departemen Keuangan AS untuk Pengawasan Aset Asing (The US Treasury Department’s Office of Foreign Asset Control /OFAC) akhirnya memberikan izin kepada pabrikan pesawat Boeing dan Airbus untuk mengekspor pesawatnya ke Iran.
Hal ini mengutip laman Aerotime.aero, izin diberikan pada 21 September lalu.
Boeing sebagai pabrikan asal negara Paman Sam tersebut memang harus mendapatkan izin dari OFAC untuk mengekspor produknya.
Sedangkan Airbus juga harus mendapatkan izin karena 10 persen bagian dari pesawat jetnya ternyata produksi pabrikan dari AS.
Baik Boeing, Airbus dan Iran sebenarnya sudah menunggu lampu hijau tersebut.
Bagi Boeing dan Airbus, di saat perekonomian global yang lesu dan berpengaruh pada jumlah pemesanan pesawatnya, pesanan Iran yang jumlahnya bisa mencapai puluhan hingga ratusan unit tentu menjadi angin segar.
Angka transaksinya bisa mencapai milyaran dolar AS. Sedangkan bagi Iran, ini merupakan saat yang tepat untuk memperbarui maskapai penerbangannya dan tentu saja meningkatkan keselamatan penerbangan di negara tersebut.
Sejauh ini, Boeing dan Teheran sudah menyepakati pembelian 80 pesawat Boeing berbagai jenis dengan opsi tambahan sewa 29 pesawat.
Namun akhirnya Iran mengurangi satu pesawat hingga jumlah totalnya menjadi 108 pesawat .
Sebelumnya, Airbus sudah terlebih dulu mencapai kata sepakat.
Pada Januari 2016 lalu, mereka menandatangi perjanjian senilai 27 miliar dolar AS untuk 118 pesawat Airbus berbagai jenis kecuali A380.
Namun Iran memangkasnya menjadi 112 pesawat. Airbus bahkan sudah berniat mengirim 17 pesawat A320 dan A330 untuk pengiriman awalnya.
Iran khabarnya juga sedang mendekati pabrikan ATR untuk membeli pesawat turboprop produksinya.
penulis: Gara