Laporan Wartawan Tribunnews, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang baru Antonio Guterres berjanji akan menangani isu terorisme.
PBB telah menunjuk Antonio Guterres menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) baru, Kamis (13/10/2016).
Antonio Guterres terpilih setelah diusung Dewan Keamanan PBB sebagai sekjen kesembilan organisasi dunia itu.
Dalam pidatonya, Antonio Guterres berjanji akan berupaya menjamah isu-isu global yang menjadi sandungan saat ini.
Isu-isu tersebut termasuk terorisme, ekstremisme, dan xenofobia, yang akhir-akhir ini menjadi populer.
"Perbedaan seharusnya dapat membawa pada kebersamaan, bukan pada perpecahan," demikian pidato Guterres di Sidang Umum PBB, New York.
Menurut Antonio Guterres, upayanya akan dimulai melalui pemutusan aliansi antara kelompok-kelompok teroris atau ekstremis.
Selain itu, pendekatan yang sama juga dilakukan pada kelompok masyarakat yang mempopulerkan pandangan-pandangan xenofobia.
"Dua jenis kelompok ini sebenarnya seperti saling melengkapi, sehingga kita harus bisa melawan keduanya," jelas Antonio Guterres.
Tak hanya itu, Antonio Guterres juga menyorot pentingnya kesetaraan gender dan mendesak PBB untuk berkomitmen melindungi hak perempuan.
Keterlibatan Antonio Guterres di PBB telah dimulai saat bergabung dengan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) pada 2005 - 2015.
Sebelumnya, Antonio Guterres menjabat sebagai Perdana Menteri Portugal pada 1995 - 2002.
Mulai 1 Januari 2017 mendatang, Antonio Guterres akan resmi menggantikan Sekjen PBB terdahulu, Ban Ki-moon. (Aljazeera/Reuters)