Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Bankir asal Inggris Rurik Jutting mengatakan dirinya bergairah setelah menyiksa dan membunuh korbannya.
Rurik Jutting menghadap pengadilan atas kematian dua TKW Indonesia di Hong Kong, Sumarti Ningsih (23) dan Seneng Mujiasih (29), Oktober 2014.
Kejaksaan Hong Kong menduga Rurik Jutting sebagai pelaku pembunuhan Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih.
Video hasil rekaman Rurik Jutting yang memperlihatkan momen penyiksaan dan pembunuhan dua TKW itu, diputar di pengadilan, Selasa (25/10/2016).
Dalam video yang direkam menggunakan ponsel Rurik Jutting itu, terlihat bagaimana Sumarti Ningsih menjadi korban pembunuhan pertamanya.
Video itu memperlihatkan bagaimana Sumarti Ningsih kerap disiksa, sebelum akhirnya dibunuh melalui cara digorok pada bagian leher.
Setelah membunuh, Rurik Jutting merekam dirinya berbicara soal fantasinya untuk menculik gadis-gadis belia di sebuah sekolah di London.
Rurik Jutting juga sempat bercerita soal pengalamannya membunuh Sumarti Ningsih dalam video itu.
"Saya baru saja membunuh seseorang untuk pertama kalinya. Saya gorok lehernya saat sedang menjilati bibir kloset itu," kata Rurik Jutting.
"Saya memperlakukan dia layaknya bukan manusia, tapi sebagai objek seksual, dan itu membuat saya bergairah," ucapnya, terus merekam perkataannya.
Menurut Rurik Jutting dalam rekaman itu, membunuh Sumarti Ningsih merupakan gestur "baik" dirinya terhadap perempuan itu.
Atas kematian Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih, Rurik Jutting menegaskan bahwa dirinya tak bersalah.
Namun, Rurik Jutting mengakui dirinya terlibat dalam pembunuhan tersebut atas alasan kelainan jiwa yang dideritanya.
Tak heran, usai diringkus kepolisian, Rurik Jutting sempat dibawa ke Pusat Kejiwaan Siu Lam, sarana kejiwaan untuk tahanan berkelainan jiwa.
Bukti kelainan jiwa yang dialami Rurik Jutting masih menjadi perdebatan antara hakim, jaksa, dan tim pengacara. (The Guardian/Reuters)