News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Malaysia Mulai Tinggalkan Amerika, PM Najib Razak Beli 4 Kapal Perang dari China

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dalam jumpa pres usai pertemuan dengan Presiden Jokowi dalam kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (1/8). Pada kunjungan kenegaraan tersebut diantaranya dibahas kerjasama keamanan di perairan Sulu, perjanjian negara tuan rumah Sekretariat Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit, dan penandatanganan perjanjian ASEAN Banking Integration Framework (ABIF) antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI dengan Bank Negara Malaysia. WARTA KOTA/Henry Populalan

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Pemerintah Malaysia sepakat membeli empat kapal perang dari China. Kesepakatan ini sekaligus menandai dimulainya kerjasama pertahanan antara kedua negara.

Perdana Menteri Najib Razak mengatakan, hal ini merupakan pergeseran strategis Malaysia dari Amerika Serikat. 

Diwartakan AFP, bagi Malaysia, kesepakatan ini pun menjadi sejarah pembelian pertama piranti pertahanan dari China.

Selain itu, kesepakatan ini terwujud hanya berselang dua minggu sejak Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan niat berpisah dari AS, dan mengalihkan "pandangan" ke China.

Baca: Polisi Bantah Informasi 500 Tentara Asal China Mendarat di Bandara Soekarno-Hatta

Baca: Mantan Menteri Australia Kini Gabung Perusahaan China

Di bawah kesepatan Malaysia-China ini, dua kapal perang akan dibangun langsung di Malaysia.

Sementara dua kapal lainnya akan dibuat di China.

Demikian penjelasan Najib yang dipublikasikan di Harian the China Daily, Rabu, sejalan dengan perjalanan dinasnya ke Beijing. 

"Saya menyebut ini sebagai keputusan bersejarah. Karena sebelum ini, kami belum pernah membeli kapal jenis ini dari China," ungkap Najib.

Pernyataan itu sampaikan Najib setelah mengelar pembicaraan dengan Perdana Menteri China Li Keqiang, Selasa kemarin, seperti dilansir koran Malaysia, The Star.

Malaysia selama ini banyak menggunakan piranti pertahanan utama hasil produksi AS, Rusia dan negara-negara Eropa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini