Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, MALTA – Hasil negosiasi berjalan mulus dan berbuah manis.
Para penumpang akhirnya diijinkan keluar dari pesawat Libya Afriqiyah Airways yang dipaksa mendarat di Malta.
Seorang pejabat Afriqiyah Airways mengatakan dua pembajak telah mengungkapkan kemauan untuk melepaskan para penumpang.
Tetapi mereka tetap menyandera sang pilot.
Hal itu sejalan dengan informasi yang disampaikan Perdana Menteri Malta Joseph Muscat dalam tweetnya, Jumat (23/12/2016).
Dikatakannya kelompok pertama 25 orang penumpang diturunkan.
Pembebasan Sandera Pembajakan Pesawat Libya
"Kelompok pertama penumpang, terdiri dari perempuan dan anak-anak yang dirilis sekarang," demikian kicauan Sang PM Malta.
"Rilis kedua kelompok 25 penumpang berlangsung." Demikian twettnya lebih lanjut.
Sebelumnya diberitakan Otoritas bandara di Malta dan pesawat Libya sedang melakukan negosiasi terhadap dua pelaku pembajakan pesawat yang kini telah mendarat di Malta, Jumat (23/12/2016).
Pesawat yang lepas landas dari Libya dibajak dan mendarat di Malta pagi ini pukul 11.32 waktu setempat.
Berdasarkan sejumlah informasi dua orang dalam penerbangan tersebut mengancam akan meledakkan pesawat.
Bandara Internasional Malta membenarkan ada gangguan melanggar hukum di bandara.
Pesawat Afriqiyah Airways A320 mengangkut 111 penumpang terdiri dar 82 pria, 28 wanita, dan satu bayi.
Informasi di Bandara mengatakan proses negosiasi masih berlangsung dan penumpang kelompok pertama diijinkan menuruni pesawat.
"Semua tim darurat telah dikirim ke lokasi. Penumpang disarankan untuk mengikuti www.maltairport.com untuk update," demikian pernyataan MIA.
Perdana Menteri memimpin Komite keamanan nasional dari Castille untuk proses penyelamatan tersebut.
Kantor Perdana Menteri telah mengkonfirmasi tim perundingan siaga di Bandar Udara Internasional Malta untuk mengadakan negosiasi dengan para pembajak.
Brigadir Jeffrey Curmi memimpin negosiasi dengan para pembajak.
Hal tersebut berbeda dengan apa yang dilaporkan media Libya bahwa Departemen Perhubungan Libya memimpin negosiator.
Al Naba Libya TV mengutip Menteri Perhubungan Milad Matouq mengatakan bahwa pihak berwenang Maltese sedang bernegosiasi dengan para pembajak. (Sky News/Malta Independent)