Bahkan, istri Trump, Melania Trump, mengatakan dirinya juga tidak setuju atas komentar cabul suaminya yang sempat menjadi viral itu.
Penolakan juga datang dari pihak-pihak yang selama ini menjadi ancaman bagi warga AS, seperti kelompok-kelompok militan atau teroris yang mengatasnamakan agama untuk aksi-aksinya.
Sosok Trump sempat muncul di sebuah video rilisan kelompok cabang Al-Qaeda di Somalia, yang dibuat untuk merekrut pejihad.
Kebijakan larangan muslim masuk wilayah AS yang diusung Trump itu ternyata telah dianggap sebagai sentimen rasisme dan anti-muslim yang mewakili opini AS.
Hal itu menjadikan AS sebagai target ancaman dari pihak-pihak anti-AS yang ingin menyerang negeri Paman Sam tersebut.
Tak heran, Trump kemudian sempat dianggap sebagai ancaman bagi warga AS. Warga pun mulai ketakutan akan kelanjutan Trump di ajang pemilihan presiden, sampai-sampai ide untuk pindah keluar AS menjadi populer di kalangan warga. Pada Maret, pencarian kata kunci.
"Bagaimana cara pindah ke Kanada" di mesin pencari Google menjadi viral. Melonjaknya pencarian kata kunci tersebut dikatakan berkaitan dengan kabar kemenangan Trump di pemilihan suara pendahuluan Super Tuesday bulan itu.
Namun, dimenangkan...
Meski kerap ditolak dan dianggap sebagai sebuah ancaman, Donald Trump tetap berjaya di ajang pemilihan presiden. Pencapaian Trump sudah melejit sejak masih berkompetisi dengan rival-rivalnya sesama Partai Republik.
Secara mudah, Trump mengalahkan para saingannya yang mewakili partai yang sama, sampai akhirnya berkompetisi empat mata dengan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
Trump yang akhirnya keluar sebagai kandidat calon presiden dari Partai Republik sempat menurun pamornya, terlebih ketika sejumlah skandal menyandungnya.
Kurang maksimalnya performa Trump di ajang-ajang debat calon presiden sempat membuat jatuh perolehan dukungan suara untuk Trump. Pria berusia 70 tahun tersebut memang kerap dikecam atas penampilannya di ajang-ajang debat.
Trump seringkali memotong pembicaraan dan mencemooh rival bahkan moderator debat, ketimbang fokus membahas kebijakan dan menjawab pertanyaan moderator.
Saat sejumlah skandal terkait komentar cabul dan pelecehan seksual menyandung Trump, perolehan suaranya juga sempat ikut tersandung. Namun, semakin mendekati hari pemilihan presiden, dukungan untuk Trump justru terpantau semakin kuat.