Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL - 62 tentara terdiri dari perwira dan prajurit telah diadili di Istanbul terkait dugaan peran serta dalam kudeta militer yang gagal terhadap pemerintahan Turki Juli 2016.
Dilansir kantor berita AP, Senin (23/1/2017), 28 perwira dan 34 prajurit itu diduga merampas kontrol Bandara Sabiha Gokcen di Istanbul pada malam saat terjadi kudeta militer kala itu.
Mereka dituduh melakukan kejahatan terhadap negara dan bisa diganjar penjara seumur hidup jika dinyatakan bersalah.
Beberapa terdakwa telah membantah tuduhan.
Karena mereka dalam tekanan saat itu.
Turki menuduh kudeta militer tersebut dilakukan ulama Muslim Fethullah Gulen.
Karena itu pemerintah Turki melakukan pembersihan besar-besaran bagi semua pengikut Gulen yang terlibat.
Gulen menyangkal keterlibatan apapun.
Sementara itu, Senin (23/1/2017), 29 polisi sudah diadili karena diduga gagal untuk melindungi Presiden.
Sebelumnya Media Turki melaporkan 60 pengusaha telah ditangkap karena dicurigai memiliki ikatan dengan gerakan yang diduga bertanggung jawab atas kudeta yang gagal pada bulan Juli tahun 2016 lalu.
Kantor Berita Anadolu mengatakan bahwa 110 pengusaha dibawa ke pengadilan Istanbul dan secara formal penangkapan dilakukan atas tuduhan "keanggotaan organisasi teroris."
50 dari mereka dibebaskan secara bersyarat, meskipun Jaksa Penuntut akan mengajukan banding.
Para tersangka dianggap bagian dari gerakan Fethullah Gulen yang dituduh merancang percobaan kudeta di Turki.
Turki telah menangkap dan memberhentikan puluhan ribu orang untuk membersihkan pengikut gerakan dari publik dan sektor swasta.
Sebelumnya, Turki telah menahan kepala penasihat hukum dan mantan kepala eksekutif sebuah perusahaan milik konglomerat ternama atas tuduhan mendukung organisasi Fethullah Gulen (FETO).
Kedua orang itu bekerja di Dogan Holding, perusahaan terbesar Turki di sektor pariwisata, ritel, dan media termasuk Hurriyet Daily, kantor berita Dogan, dan CNN Turk.
“Mereka ditahan sebagai bagian dari penyelidikan penangkapan perwakilan administratif [perusahaan] kami, Barbados Muratoglu,” ungkap perusahaan itu seperti dikutip AFP, Kamis (5/1/2017).
Pemuka agama Gulen yang kini berada di pengasingan di Amerika Serikat dituding Presiden Turki Tayyip Erdogan menjadi dalang percobaan kudeta.
Sejak ada upaya kudeta itu, pemerintahan Erdogan menetapkan FETO sebagai organisasi teroris.
Meskipun dihujani kritik akibat pemecatan dan penangkapan besar-besaran, Ankara tetap menyingkirkan pendukung Gulen lantaran dianggap sebagai ancaman bagi Turki. (AP/CNN/AFP).