Setelah perintah itu, Kim Jong Nam tidak pernah menetap lama di suatu tempat dan sering bepergian antar-negara di Asia dan China.
"Saya kakak tirinya, tetapi tidak pernah bertemu dengannya sehingga saya tidak mengenalnya," kata Kim Jong Nam kepada Gomi.
"Saya khawatir, bagaimana Jong Un, yang mirip kakek, dapat memenuhi keinginan rakyat Korea Utara," sebut dia.
"Kim Jong Un masih dipandang namanya saja, sementara elite penguasa lain yang sesungguhnya memegang kekuasaan. Dinasti kekuasaan menjadi lelucon di dunia luar," kata dia.
Nam menambahkan, "Rezim Kim Jong Un tidak akan abadi. Tanpa reformasi, Korea Utara akan ambruk, dan ketika peluang seperti itu terjadi, rezimnya akan ambruk."
KOMPAS.com/Glori K. Wadrianto