Laporan wartawan TRIBUNNEWS, Rendy Sadikin dari Davao, Filipina
TRIBUNNEWS.COM, DAVAO - Malam itu, Kamis (16/3/2017), jam menunjukkan pukul 23.45 waktu Filipina, Kota Davao, yang terletak di gugusan Kepulauan Mindanao, mulai terlelap.
Berdasarkan pantauan TRIBUNNEWS, jalanan mulai senyap, hanya ada beberapa mobil lalu lalang membelah aspal, dan segelintir warga beraktivitas, meski kedai-kedai di sekelilingnya nyaris tutup.
Kami ditemani seorang jurnalis senior wanita dari Davao, Filipina, bernama Edith Z Caduaya, diberikan kesempatan untuk bertandang ke rumah pribadi Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.
"Saya sudah dapat izin dari pemilik rumah, saya sampaikan jurnalis dari TRIBUNNEWS ingin bertandang," ujar Edith sambil mengetik pesan di ponselnya.
Menaiki mobil van Toyota, kami yang terdiri dari empat orang mengaspal di sebuah jalan dua lajur yang menuju ke kediaman mantan Wali Kota Davao tersebut.
Selama perjalanan, kami dikawal oleh National Bureau of Investigation (NBI) Philippine.
"Nama jalan ini adalah Dona Luisa Village Sub Division," ujar Edith menginformasikan kepada kami.
Di muka jalan, kami diberhentikan di depan pos penjagaan, salah satu penjaga yang mengenakan topi bertuliskan SWAT menghampiri mobil yang ditumpangi rombongan.
Edith yang berbicara dengan penjaga itu dalam bahasa Filipina dialek Mindanao, lalu mengatakan, "Kalian bisa lewat, karena saya bilang kalian jurnalis dari Indonesia ingin bertemu."
Usai diizinkan lewat oleh penjaga, mobil van menyusuri jalan tersebut hingga sampai di pos penjagaan ke-2.
Adapun jarak pos penjagaan pertama dan ke-2 sekitar lebih dari 500 meter, serta terletak di pertigaan.
Pos ke-2 yang hanya berupa tenda berwarna biru dengan poster Duterte berukuran raksasa di dalamnya, dikawal oleh dua penjaga berbadan besar.
Satu penjaga berkepala plontos dan mengenakan baju seragam berwarna loreng hijau, sementara satu lainnya mengenakan seragam seperti petugas satuan pengamanan.