News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Amerika Ingin Kerjasama dengan Industri Tekstil Indonesia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia yang baru Joseph R Donovan saat menemui Ketua PBNU Said Aqil Siradj di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (2/2). Pertemuannya tersebut untuk silaturahmi dan memperkenalkan diri sebagai utusan dari AS untuk Indonesia. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph R Donovan, JR ingin mendorong kerja sama industri AS-Indonesia. Fokus yang diutamakan adalah industri tekstil dimana AS merupakan pemasok utama kapas.

Hal tersebut dikatakan Joseph dalam pertemuan dengan sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API)

"Pertemuan kali ini akan ada masukan-masukan dari kalangan pengusaha tekstil di Indonesia untuk nantinya dituangkan melalui perjanjian kerja sama antara pemerintah kedua negara," ujar Joseph, Rabu (22/3/2017).

Nilai ekspor kapas AS ke Indonesia sebesar 350 juta dolar AS di 2016. Angka tersebut merupakan terbesar dibanding negara lain.

"Hal ini tentunya memberikan dampak positif bagi Indonesia dengan terciptanya lapangan kerja lebih luas," kata Joseph.

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan pemerintah berencana mempercepat adanya kesepakatan kedua negara. Pasalnya Indonesia memiliki penyedia bahan baku produk industri.

"Rujuannya untuk mempermudah pelaku industri kecil dan menengah (IKM) mendapatkan bahan baku dengan harga yang terjangkau," kata Sigit.

Sedangkan dari Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat mengatakan industri tekstil saat ini menghadapi persoalan di sisi eksternal. Dalam hal ini dari segi geografis Indonesia lokasinya paling jauh dibandingkan negara-negara pesaing, membuat biaya logistik menjadi lebih tinggi.

"Solusinya harus ada perbaikan di sisi internal dalam hal ini asosiasi telah meminta agar biaya energi dapat ditekan seperti harga gas di bawah 6 dolar AS serta listrik di bawah harga pesaing," ungkap Ade.

Ade juga mengungkapkan salah satu yang menjadi kendala untuk efisiensi adalah masih 87 persen mesin industri tekstil belum direstrukturisasi.

"Kalau semuanya sudah direstrukturisasi akan membuat daya saing industri tekstil menjadi lebih baik," kata Ade.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini