Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintahannya mengutuk serangan rudal Amerika.
Ia menambahkan bahwa serangan Amerika itu akan "memperkuat gagalnya perang terhadap teroris" dan makin membuat rumit situasi di wilayah itu.
Ghasemi mencatat bahwa Iran, sebagai korban utama dari serangan senjata kimia selama Perang Iran-Irak tahun 1980an, mengutuk penggunaan senjata kimia di mana pun.
Tapi, ia menambahkan, tuduhan terhadap Suriah melakukan serangan senjata kimia belum terbukti.
Dalam hal tindakan Amerika, Teheran "menganggap tudingan Amerika terhadap Suriah menggunakan senjata kimia masih sepihak dan itu berbahaya, destruktif dan pelanggaran terhadap hukum internasional."
Sekutu Mendukung
Sekretaris Pertahanan Inggris, Michael Fallon, menyatakan dukungan terhadap serangan rudal Amerika.
"Salah satu tujuan dari tindakan ini sangat terbatas dan sesuai untuk mencegah rezim menggunakan gas kimia dengan cara mengerikan," katanya kepada BBC.
Dalam sebuah pernyataan bersama, kanselir Jerman, Angela Merkel Kanselir Jerman dan Presiden Perancis, François Hollande mengatakan bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad, "harus bertanggung jawab."
Juru bicara presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin, mengatakan serangan Amerika sangat positif menanggapi yang aksi "kejahatan perang" di Suriah, di mana perang sipil enam tahun telah menyebabkan kematian hampir 400.000 orang dan menciptakan Krisis pengungsi ketika jutaan warga berusaha melarikan diri dari negeri itu.
Serangan Amerika juga dipuji oleh Israel dan Arab Saudi, dua sekutu penting Amerika Serikat di Timur Tengah.
Dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan kantor berita Saudi Arabian, SPA, menilai serangan itu merupakan "keputusan berani" oleh Presiden Trump.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan dia berharap tindakan ini akan "berdampak nyata tidak hanya di Damaskus, tetapi di Teheran, Pyongyang dan tempat lain." (AP/NYTimes/NHK/Washington Post/BBC)