TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mencopot James Comey dari jabatannya sebagai Direktur Biro Penyelidik Federal (FBI).
Namun, polemik seputar keputusan mengejutkan Trump itu terus bergulir.
Kantor berita AFP, Kamis (11/5/2017) mewartakan, beberapa hari sebelum pemecatan, Comey mengatakan kepada anggota parlemen AS bahwa dia telah menghubungi Departemen Kehakiman.
Kepada Departemen Kehakiman, Comey meminta sokongan sumber daya, guna mempercepat penyelidikan FBI dalam dugaan campur tangan Rusia dalam proses pemilihan Presiden AS tahun lalu.
Setidaknya, ada tiga pejabat yang memberikan kesaksian senada pada Rabu (10/5/2017) kemarin.
Para pejabat tersebut mengatakan, minggu lalu Comey bertemu dengan Rod Rosenstein, Wakil Jaksa Agung.
Pertemuan dengan Rod Rosenstein itu dipakai Comey untuk menyampaikan permintaan tersebut.
Comey kemudian memberi tahu anggota parlemen yang memiliki hubungan dengan investigasi kongres terkait campur tangan Rusia.
AFP menyebut, pejabat tersebut meminta namanya tak dipublikasikan dalam pemberitaan ini.
Sementara itu, Jurubicara Departemen Kehakiman Sarah Isgur Flores mengatakan tidak benar Comey datang kepada Rosenstein untuk meminta uang terkait penyelidikan mengenai dugaan ulah Rusia terhadap AS tersebut.
Kabar ini tentu menimbulkan pertanyaan baru tentang apa yang mendorong keputusan Trump untuk memecat Comey?
Gedung Putih mengutip sebuah memo dari Rosenstein, di mana dia mengkritik penanganan Comey teerkait penyelidikan kasus penggunaan email pribadi mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton.
Dalam memo ini, Rosenstein tidak menyebutkan adanya penyelidikan FBI terhadap dugaan keterlibatan Rusia.
Dugaan keterlibatan Rusia itu menyangkut dua hal, yakni aksi peretasan Rusia terhadap kelompok Demokrat tahun lalu, dan apakah tim kampanye Trump memiliki hubungan dengan Moskwa?
Dugaan keterlibatan Rusia dalam proses pemilu di AS demi memenangkan Donald Trump tentu mengganggu bagi sang Presiden. Beberapa kali Trump pun seolah mengabaikan dugaan itu.
Lantas bagaimana reaksi Trump? Ya, Sang Presiden tetap bertahan pada keputusannya.
Pada Rabu kemarin, melalui kicauan di akun Twitter-nya, Trump menyatakan, baik kubu Demokrat maupun Republik akan berterimakasih kepadanya, terkait tindakan ini.
Namun Trump tidak menyebutkan dampak pemecatan itu terhadap FBI, dan bagaimana penyelidikan kongres terkait dugaan adanya kontak antara tim kampanye pemilihan 2016 dan Rusia.