Karena letak struktur, reaktor nuklir terbengkalai ini sangat rentan terhadap angin topan dan badai parah yang pastinya akan menciptakan malapetaka.
Disamping serangan badai, reaktor ini juga akan menghasilkan limbah nuklir yang sangat besar.
Perlu kita ingat, Kuba hanyalah sebuah pulau kecil.
Negara ini tidak memiliki tempat untuk membuang limbah, jadi mereka terpaksa membuangnya ke laut.
Ini pasti akan mempengaruhi kehidupan laut dan toksisitas perairan di sekitar Florida dan Amerika Tengah.
Jika terjadi bencana nuklir, pekerja reaktor nuklir yang sekarang terbengkalai ini pasti juga akan terlambat dievakuasi.
Pasalnya, Kuba pada saat itu tidak memiliki sistem pemantauan pencegahan untuk memberi himbauan kepada mereka tentang tingkat radiasi berbahaya.
Setiap orang yang berada dalam radius 18 mil dari reaktor akan berada di "zona mati" di mana tidak ada yang bisa bertahan untuk diselamatkan.
Beruntunglah Perang Dingin berakhir sebelum reaktor nuklir ini selesai dibangun.
Yang tersisa hanyalah beberapa mesin berkarat dan dinding beton yang sudah remuk.(*)