Pertempuran di marawi dimulai dengan serangan tentara untuk menangkap Isnilon Hapilon, mantan pemimpin Abu Sayyay, sebuah kelompok yang terkenal karena banyak melakkan penculikan dan pemenggalan kepala orang kulit putih.
Abu Sayyaf dan kelompok bersenjata Maute, dua-duanya sudah berbaiat kepada ISIS, bertempur bersama di marawi .
Mereka membakar sebuah rumah sakit, membakar sebuah gereja Protestan, dan menculik seorang pastor Katolik dari gereja Kathedral di kota itu.
Menurut sebuah laporan intelejen, pemerintah di Jakarta memperkirakan ada 38 warga Indonesia yang terbang ke Filipina untuk bergabung dengan afiliasi ISIS di sana.
Sekitar 22 di antara mereka turut bertempur di marawi, demikian Reuters melaporkan.
Namun demikian, sumber Reuters lain mengatakan bahwa angka sebenarnya bisa melampaui 40 orang.
Sumber dari Densus 88, unit anti-terorisme Indonesia, menyatakan bahwa mereka telah meningkatkan pengawasan di kawasan utara Kalimantan dan Sulawesi untuk mencegah para teroris pergi ke Filipina dengan jalur laut. [SumberAnt/Reuters].
Berita ini tayang di Kompas.com dengan judul: Mindanao Jadi Basis ISIS di Asia Tenggara, 40 Petempur Asing Terlibat