TRIBUNNEWS.COM, BANGLADESH - Sebagian dari setidaknya 400.000 pengungsi dan migran tanpa dokumen dari etnik Rohingya Muslim asal Myanmar di Bangladesh mengandalkan bantuan untuk menopang hidup mereka, terutama yang tinggal di luar kamp resmi.
Di tengah hujan rintik-rintik, puluhan orang berbaris mengantre di depan sebuah mobil van putih. Dua pria sibuk membagikan bingkisan yang terdiri dari beras, minyak goreng, kacang lentil, kentang, garam dan juga terpal.
Baca: Jadi Sasaran Kejahatan Rasial Warga Rohingya Mengungsi
Kebutuhan pokok itu amat berarti bagi penerima, orang-orang Rohingya yang menyelematkan diri dari dugaan kekerasan dan penindasaan di Myanmar, negara asal mereka, yang terletak di seberang Sungai Naf dari Cox's Bazar, wilayah pesisir di wilayah Bangladesh selatan.
"Kalau tidak ada bantuan ini, kami sekeluarga kekurangan makan. Padahal sekarang Ramadan, jadi susah sekali tanpa makanan mencukupi," tutur Aminah, seorang pengungsi Rohingya asal negara bagian Rakhine, Myanmar.
Ditambahkannya, ia bersama putra-putranya turut mengikuti rombongan tetangga yang melarikan diri Februari lalu setelah merasa tidak aman meskipun operasi militer di Rakhine dinyatakan berakhir.
Aminah tinggal di gubuk dadakan di pinggir ladang milik penduduk Bangladesh. Terpal bantuan akan ia gunakan untuk menutupi atap gubuk yang sementara ini hanya terdiri dari dedaunan dan potongan kayu.
Pengungsi tersebar
Kamp-kamp yang ada sudah tak mampu menampung pengungsi baru dan lembaga-lembaga bantuan skala kecil menyasar pemukiman dadakan pengungsi Rohingya di luar kamp.
''Sebenarnya banyak orang Rohingya yang berada di luar kamp. Tak mungkin membantu mereka yang berada di dalam kamp-kamp terkonsentrasi karena jumlahnya luar biasa banyak. Lebih mudah membantu mereka yang ada di luar kamp.
''Jadi kami mengumpulkan informasi dan memberikan bantuan terpal untuk atap gubuk dan paket kebutuhan pokok cukup untuk satu minggu sehingga mereka bisa bertahan di masa sulit seperti ini," kata Simson Halder, direktur Bangladesh Social Services (BSS), sebuah LSM yang berkantor di Dhaka, ibu kota Bangladesh.
Dengan donasi dari sejumlah pihak, BSS menyalurkan bantuan kepada 300 kepala keluarga pengungsi Rohingya di tersebar di pinggir-pinggir ladang dan bahkan ada pula yang tinggal di bawah pohon.
Untuk keperluan mandi, cuci, kakus (MCK), mereka menggunakan pengairan ladang dan juga laut terbuka.